Jepang merupakan negara yang sangat peduli dengan keselamatan pengendara. Maka dari itu, proses mendapatkan lisensi mengemudi pun tak sembarangan. Ujiannya susah dan sangat detail, biayanya pun mahal hingga mencapai Rp 40 juta.
"Di Jepang biaya bikin SIM mahal, 350 ribu yen atau Rp 40 juta. Walaupun SIM ini berlaku seumur hidup, ini tetap mahal. Kalau di (negara) kita (Indonesia) kan Rp 250 ribu - Rp 700 ribu," kata pemandu wisata di Jepang asal Indonesia, Triyana Suhana.
Baca juga: Ketemu Motor Made In Indonesia di Jepang |
Menurut Triyana, dengan biaya pembuatan SIM (Surat Izin Mengemudi) sebesar itu, pemohon SIM belum tentu bisa lulus dalam sekali ujian. "Harus ujian terus sampai lulus. Teman saya ada sampai 4 kali tes, nggak lulus-lulus. Selama belum lulus, nggak bakal dapat itu SIM," sambung Triyana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pemohon SIM pertama bayar ujiannya doang 25 ribu yen, sampai lulus. Kalau nggak lulus, dia harus ujian lagi dan bayar 25 ribu yen lagi. Kalau udah 4 kali nggak lulus, berarti dia sudah bayar total 450 ribu yen," tambah Triyana yang berasal dari Jakarta.
Ditambahkan Triyana, ada beberapa alasan mengapa calon pemohon SIM di Jepang tidak lulus-lulus ujian. Salah satunya adalah karena terlalu banyaknya detail dalam pengujian SIM.
"Karena negara Jepang itu terlalu peduli dengan detail. Cara buka pintu mobilnya dikasih tahu, segala macam A sampai Z itu dikasih tahu. Ujiannya seperti itu. Bahkan kode klakson pun ada artinya," kata Triyana lagi.
"Memang terlalu banyak aturan di Jepang, tapi ya akhirnya jadi begini, pengendaranya disiplin berlalu lintas. Makanya di sini berkendaranya juga sangat hati-hati," ungkap Triyana.
Ini baru bicara soal lisensi mengemudi. Belum lagi bicara soal kepemilikan mobil yang juga sama sulitnya. Sebab pemerintah Jepang mewajibkan warganya memiliki tempat parkiran terlebih dahulu sebelum memutuskan membeli mobil.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Ramai Ajakan Tolak Kasih Jalan Pejabat Pakai Strobo, Pramono Bilang Begini
Potret Pegawai SPBU Shell Kini Jualan Oli hingga Kopi di Pinggir Jalan Bekasi
TOT... TOT... WUK... WUK Mengganggu! Korlantas: Saya Akan Evaluasi