Tak lengkap rasanya bila kenal sebatas nama tanpa tahu asal muasalnya. Itu pula agaknya yang dipikirkan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) kala menyambangi langsung markas rajanya mesin diesel asal Jepang ini.
Jurnalis detikcom dan sejumlah rekan media dari Indonesia bersama IAMI selaku agen pemegang merek (APM), manufaktur, dan distributor resmi Isuzu di Indonesia berkesempatan menyambangi langsung Fujisawa Plant yang menangani perakitan truk Isuzu jenis light duty, medium duty, hingga heavy duty. Selain itu ada juga fasilitas riset atau Research and Development (R&D) untuk Isuzu.
Sebenarnya selain Fujisawa, ada pula Tochigi Plant. Namun untuk Tochigi Plant berfokus pada produksi mesin yang nantinya dibawa ke Fujisawa Plant untuk dirakit langsung ke truk-truk yang sudah diproduksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fujisawa Plant berlokasi di Tsuchidana, Fujisawa, Kanagawa, yang berjarak sekitar 50 km dari hotel di mana kami menginap yaitu di daerah Shinjuku, Tokyo. Perjalanan sekitar 1,5 jam tak terasa membosankan lantaran pemandangan rumah-rumah di daerah suburban yang menarik perhatian. Bahkan, puncak Gunung Fuji yang bersalju sempat mengintip di tengah perjalanan kami.
Fujisawa Plant beroperasi sejak 1962 di lahan seluas 100 hektare lebih. Tak kurang dari 8.719 tenaga kerja memeras keringat di Fujisawa Plant di mana tercatat pada 2022 sudah memproduksi 300 ribu unit, sedangkan untuk 2023 ini diperkirakan produksi melejit di angka 314 ribu unit.
"Dari total angka produksi itu setidaknya terdapat tak kurang dari 2.500 tipe kendaraan yang diproduksi," ucap Ritsuko Kuramochi dari Isuzu Fujisawa Plant HR Group yang menemani detikcom dan rekan-rekan media dari Jakarta di Fujisawa Plant, Senin (23/10/2023).
Tak sembarangan orang bisa berkunjung ke Fujisawa Plant. Kami, para jurnalis dari Jakarta, juga tidak diperkenankan mengambil foto atau video.
Di awal kunjungan, pihak Isuzu dari Jepang memberikan paparan langsung di ruang rapat. Secara singkat setidaknya disebutkan ada 4 bangunan utama serta 3 bangunan lain di mana Fujisawa Plant beroperasi.
Untuk bangunan pertama digunakan untuk proses stamping, painting, welding, dan final inspection. Di sini Isuzu mencetak sendiri pelat untuk kabin truk yang diproduksinya. Semua proses sedari awal ini sayangnya tidak bisa langsung kami saksikan.
Lanjut ke bangunan kedua. Di sini kami diperbolehkan melihat langsung proses yang disebut final assembly atau perakitan. Namun lagi-lagi tetap kami tidak boleh mengambil gambar. Lalu ke bangunan ketiga untuk bagian axle atau as roda serta bangunan keempat terkait aluminium die casting dan transmision. Sedangkan 3 bangunan lain untuk bagian engineering, Isuzu Plaza atau museum, dan Isuzu logistic.
Nah, kami hanya berkesempatan di bangunan kedua di mana melihat proses perakitan. Setidaknya ada 6 tahapan proses perakitan di mana sekitar 95 persen lebih prosesnya dilakukan oleh robot. Sisanya dilakukan oleh tenaga manusia yang sifatnya untuk kontrol kualitas atau quality control.
Ada momen yang berkesan di salah satu proses di mana kami melihat para pekerja Fujisawa Plant sedang merakit bagian-bagian truk Elf. Tampak salah satu pekerja yang secara sepihak kami 'tuding' dari Indonesia.
"Tampang masnya dari Jawa ini kayaknya," ucap salah satu rekan jurnalis dari Jakarta.
Ternyata benar tebakannya. Si pekerja itu tersenyum sembari tangannya tetap melakukan perakitan. Saat ditanya berasal dari mana, si pekerja itu mengaku dari Kebumen, Jawa Tengah. Sayangnya memang kami tidak bisa menyapa dia lebih lanjut karena dia sedang bekerja.
Namun dari momen itu kami jadi tahu bahwa meskipun sebagian besar proses dilakukan oleh robot, namun tangan-tangan terampil manusia tetap menjadi andalan. Kejelian manusia untuk menguji proses produksi di Fujisawa Plant tetap tak tergantikan oleh robot.
![]() |
Pun ini menjadi salah satu nilai Isuzu yaitu Isuzu Monozukuri. Apa artinya?
Setiap pekerja Isuzu dituntut memiliki mindset bahwa dalam proses produksi, tidak ada satu pun langkah atau tindakan yang berisiko menghasilkan cacat produksi atau defect.
detikcom sendiri bersama para jurnalis lain masih akan berada di Jepang untuk mengikuti gelaran Japan Mobility Show (JMS) 2023. Di gelaran itu, Isuzu akan memperkenalkan truk yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar bernama Giga Fuel Cell. Teknologi itu dikembangkan Isuzu bersama Honda sejak 2020. Giga Fuel Cell akan dipamerkan di JMS 2023 yang akan digelar di Tokyo Big Sight mulai 26 Oktober 2023 hingga 5 November 2023 di mana detikcom akan melihat langsung bagaimana teknologi itu bekerja. Nantinya booth Isuzu akan berada di East Hall 1 yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu Innovation for Earth, Innovation for Society, dan Innovation for Life.
Selain Giga Fuel Cell, Isuzu juga akan memperkenalkan Isuzu Elf EV yang merupakan model pertama Isuzu Elf listrik. Isuzu Elf EV menggunakan teknologi Battery Electric Vehicle (BEV) dengan menggunakan platform yang sama dengan Elf terbaru atau dikenal sebagai N-Series Full Model Change.
Ada juga truk dengan model light duty yaitu Isuzu Elf Mio. Truk ringan bertenaga diesel ini dirancang untuk mudah dikendarai oleh pengemudi yang memiliki SIM standar di Jepang. Inisiatif ini dilakukan Isuzu sebagai upaya memperluas kesempatan kerja pengemudi truk sekaligus merespons terhadap kekurangan pengemudi truk di Jepang akibat angkatan kerja yang menua.
(dhn/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar