Bamsoet Dorong Percepatan Migrasi Kendaraan Konvensional ke Listrik

Bamsoet Dorong Percepatan Migrasi Kendaraan Konvensional ke Listrik

Anggita - detikOto
Rabu, 18 Okt 2023 16:28 WIB
Bamsoet Dorong Percepatan Migrasi Kendaraan Konvensional ke Listrik
Foto: Dok. MPR RI
Jakarta -

Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengungkapkan tantangan yang dihadapi industri otomotif saat ini, yakni menuju era netralitas karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060. Hal ini menjadi perhatian penting mengingat otomotif merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi karbon di Indonesia.

Berdasarkan data dari Direktorat Mega Proyek dan EBT PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sektor transportasi melepas emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 280 juta ton pada 2020 dan diprediksi membengkak menjadi 860 juta ton pada 2060.

"Tidak hanya melalui kendaraan listrik, untuk mengurangi emisi gas buang, kini dunia juga sedang berusaha menghadirkan kendaraan tenaga surya serta kendaraan tenaga hydrogen. Sebagaimana telah dilakukan Sono Motors asal Jerman yang telah menghadirkan sebuah mobil tenaga surya bernama Sion sebagai pilihan mobilitas yang terjangkau dan ramah lingkungan. Kita juga harus mempersiapkan diri sejak sekarang, sehingga tidak ketinggalan," ujar Bamsoet dalam Kick Off Green Energy Percepatan Transformasi Energi Listrik di Indonesia, yang diselenggarakan Tribun Network Kompas Gramedia dengan PT PLN Persero, di Jakarta, Rabu (18/10/23).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian tahun 2020, Bamsoet menjelaskan terdapat sekitar 17,5 juta unit kendaraan roda empat dengan mesin pembakaran internal (mobil ICE) yang menghasilkan emisi karbon sebesar 59,3 juta ton. Selain itu, terdapat juga sekitar 100,5 juta unit sepeda motor dengan mesin pembakaran internal yang menghasilkan emisi karbon sekitar 36 juta ton.

Proyeksi hingga tahun 2030 menunjukkan, jumlah mobil ICE diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 25,8 juta unit dengan emisi karbon sekitar 92,2 juta ton. Sementara itu, jumlah sepeda motor ICE diprediksi akan meningkat menjadi sekitar 158,42 juta unit dengan menghasilkan emisi sekitar 55 juta ton karbon.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan UU No. 16/2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, komitmen Indonesia pada tahun 2030 menargetkan penurunan gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen dengan bantuan internasional. Serta menurunkan emisi sektor energi 314 juta ton dengan kemampuan sendiri, dan 441 juta ton dengan bantuan internasional. Salah satu cara mewujudkannya, sesuai roadmap menuju net zero emission, pada 2051-2060, seluruh kendaraan bermotor sudah harus bebas emisi. Karenanya, percepatan penggunaan kendaraan listrik saat ini merupakan sebuah keniscayaan," jelas Bamsoet.

Bamsoet juga mendukung Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 6 Tahun 2022, yang menargetkan penjualan 400 ribu unit mobil listrik pada tahun 2025, dengan upaya mengurangi impor BBM sebanyak 5 juta barel dan mengurangi emisi karbon sebanyak 1,84 juta ton. Pada tahun 2030, target penjualan mobil listrik ditargetkan mencapai 600 ribu unit, dengan pengurangan impor BBM sebanyak 7,5 juta barel dan emisi karbon sebanyak 2,76 juta ton. Sementara pada tahun 2035, targetnya adalah penjualan 1 juta unit mobil listrik, dengan pengurangan impor BBM sebanyak 12,5 juta barel dan pengurangan emisi karbon sebanyak 4,6 juta ton.

"Sementara produksi motor listrik pada 2025 diproyeksikan 1,76 juta unit, tahun 2030 sebanyak 2,45 juta unit, dan tahun 2035 sebanyak 3,22 juta unit. Target pengurangan emisi karbon pada 2025, 2030, dan 2035 masing-masing mencapai 800 ribu ton, 1 juta ton, dan 1,4 juta ton," ujar Bamsoet.

Bamsoet mengatakan pengguna kendaraan listrik memiliki banyak keunggulan antara lain, ramah lingkungan dan ramah kantong, karena tidak menghasilkan emisi gas buang serta tidak perlu service rutin bulanan. Kendaraan listrik juga memiliki torsi instan sehingga terasa lincah dan gesit, terutama ketika digunakan dalam situasi stop and go.

"Keunggulan lainnya yakni kondisi kabin senyap dan nyaman, tidak terdengar suara mesin, pajak kendaraan relatif murah, di DKI Jakarta BBNKB gratis dan PKB yang hanya perlu dibayar 10 persen oleh pemilik mobil, minim perawatan karena memiliki komponen bergerak yang lebih sedikit dibandingkan kendaraan konvensional, memiliki tingkat efisiensi tinggi serta bebas tilang ganjil genap," pungkas Bamsoet.

Sebagai informasi, turut hadir dalam acara tersebut di antaranya PLT Sekjen Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN Ririn Rachmawardini, CEO Gesits Bernardi Djumiril, President Direktur Prestige Motors Rudy Salim, serta SVP Corporate Strategy and Business Development IBC Adhietya Saputra.

(akd/akd)

Hide Ads