Ternyata Ini Sebabnya BMW iX Terpilih Jadi Mobil Kepala Negara di KTT ASEAN Labuan Bajo

Jakarta -

BMW iX terpilih menjadi mobil tunggangan kepala negara di perhelatan KTT ASEAN 2023. Apa kelebihan mobil listrik itu hingga bisa terpilih jadi kendaraan kepala negara?

BMW Group Indonesia turut berpartisipasi meramaikan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023. BMW meminjamkan belasan unit mobil listrik iX xDrive 40 Sport untuk digunakan para kepala negara saat KTT ASEAN Labuan Bajo. Bisa menjadi tunggangan kepala negara, tentu ada beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh Sport Activity Vehicle (SAV) BMW iX.

Kepala Negara dan Perdana Menteri dijemput BMW iX. Foto: Youtube Sekretariat Presiden

Technical Training Manager BMW Indonesia Pandu Wicaksono menjabarkan bahwa BMW iX memiliki keunggulan dari sisi jarak tempuh serta tenaga buas yang disemburkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BMW iX adalah SAV ini adalah kendaraan listrik generasi kelima dari BMW yang memiliki dua elektrik mesin yang terletak masing-masing di axle depan dan belakang yang membuat kendaraan ini sangat bertenaga dan juga stabil karena mengusung konsep All-whell Drive," terang Pandu.

"BMW iX memiliki tenaga 326 hp dan dari 0-100 km/jam dapat dicapai dengan 6,1 detik saja. BMW iX juga memiliki baterai di atas 70 kWh sehingga memungkinkan kendaraan ini mampu menempuh jarak 420 km dan juga sudah dilengkapi dengan pengisian baterai cepat sebesar 150 kW yang memungkinkan baterainya dapat terisi 10-80% dalam waktu 31 menit saja. Dalam kata lain pengisian 10 menit bisa mencapai jarak 90 km," tambah sambung Pandu.

Mobil listrik BMW iX bakal menjadi kendaraan resmi para pemimpin negara di KTT ASEAN 2023, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Total ada 13 BMW iX yang bakal digunakan para petinggi negara ASEAN.

Total ada 13 BMW iX yang bakal digunakan para petinggi negara ASEAN. Foto: Dok. BMW

Tim detikOto sudah merasakan sendiri ketangguhan dari mobil listrik BMW iX tepatnya sebelum diserahkan ke Paspampres untuk digunakan di KTT ASEAN. Mobil memang terasa bertenaga. Melintas di jalan tanjakan pun dilakukan tanpa kesulitan.

Begitu juga kapasitas baterai yang membuat kami tidak khawatir akan jarak tempuh. Saat itu baterai tersisa 40% dan dalam waktu 26 menit, kami mengisi baterai sekitar 30% atau sekitar 19,22 kWh menjadi 70%.

Hal ini lantaran SPKLU memiliki kapasitas 50 kW sehingga pengisiannya sedikit lebih lama. Namun bila kapasitas SPKLU 150 kW, maka pengecasan bisa lebih cepat dilakukan. Pun dengan kapasitas baterai 70% pun kami tidak khawatir karena dalam layar tertulis masih bisa menempuh jarak sekitar 250-an kilometer lebih.

(dry/lth)