Skandal Uji Tabrak Daihatsu Berlanjut, Rocky-Raize Hybrid Kena Dampak

Skandal Uji Tabrak Daihatsu Berlanjut, Rocky-Raize Hybrid Kena Dampak

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Senin, 22 Mei 2023 09:14 WIB
Daihatsu Rocky E-Smart Hybrid
Daihatsu Rocky Hybrid (Foto: Dok. Daihatsu Jepang)
Jakarta -

Skandal uji tabrak yang dilakukan Daihatsu masih berlanjut. Kali ini, Daihatsu juga mengakui melakukan manipulasi uji tabrak terhadap mobil kembar Daihatsu Rocky dan Toyota Raize versi hybrid.

Sebelumnya, Daihatsu mengakui telah melakukan manipulasi dalam permohonan uji benturan samping (UN-R95) untuk mobil yang dijual di luar Jepang. Kini, Daihatsu mengatakan mobil di Jepang juga terlibat.

"Dalam pemeriksaan internal, ditemukan kejanggalan dalam prosedur sertifikasi uji tabrakan tiang sisi (UN-R135) kendaraan HEV Daihatsu Rocky dan Toyota Raize. Kami telah menghentikan pengiriman dan penjualan," tulis Daihatsu dalam siaran pers terbarunya, dikutip Senin (22/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dengan tulus meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada pelanggan kami dan pemangku kepentingan lainnya," katanya.

Uji tabrakan tiang sisi kendaraan atau pole side collision test merupakan salah satu pengujian keamanan mobil. Dalam uji tabrakan tiang sisi ini, mobil didorong ke samping dengan kecepatan tertentu dan menabrak sebuah tiang. Dalam simulasi ini, airbag samping akan mengembang dan melindungi penumpang yang ada di dalam kendaraan.

ADVERTISEMENT

Uji benturan tiang ini harus dilakukan kiri dan kanan. Data hasil pengujian harus diserahkan. Namun, Daihatsu mengakui telah memanipulasinya. Dalam hal uji benturan samping kiri, datanya valid dan telah disaksikan para saksi. Namun untuk sisi kursi pengemudi di kanan, Daihatsu malah mengirimkan hasil uji sisi kiri, bukan data hasil uji tabrak sisi kanan.

"Perusahaan kami percaya bahwa penipuan ini adalah penipuan di bidang yang berkaitan dengan keamanan kendaraan dan tidak dapat diterima secara sosial. Diperkirakan bahwa manajemen gagal untuk terlibat di lapangan, mengabaikan kepatuhan terhadap undang-undang dan menumbuhkan budaya perusahaan yang sehat, dan kehilangan pandangan tentang pembuatan mobil yang tepat, yang menyebabkan terjadinya tindakan penipuan," kata Daihatsu dalam siaran pers.

"Kami akan menyelidiki secara menyeluruh lingkungan dan akar penyebabnya, bekerja pada perbaikan dan pencegahan kekambuhan, dan akan bekerja dengan tekad untuk mengubah perusahaan sehingga kesalahan yang sama tidak akan terulang," sambungnya.

Kasus ini melibatkan total 78.440 unit mobil Daihatsu dan Toyota. Rinciannya antara lain 22.329 unit Daihatsu Rocky Hybrid dan 56.111 unit Toyota Raize Hybrid yang dijual sejak November 2021.




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads