Toyota Masih Usaha biar Mobil Hybrid Dapat Tambahan Subsidi

Toyota Masih Usaha biar Mobil Hybrid Dapat Tambahan Subsidi

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 16 Mei 2023 17:39 WIB
PT Toyota Astra Motor (TAM) resmi meluncurkan All New Yaris Cross di Indonesia, Senin (15/5/2023). Ini foto-foto lengkapnya.
Salah satu mobil hybrid untuk model Yaris Cross Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemerintah Indonesia memberikan diskon tambahan berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) buat mobil listrik hingga akhir Desember 2023. Saat ini baru Hyundai dan Wuling yang menikmatinya. Toyota yang belum memproduksi mobil listrik battery electric vehicles (BEV) secara lokal tidak mengikuti program tersebut.

Insentif berupa potongan PPN itu khusus bagi yang memproduksi mobil listrik jenis BEV dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen. Regulasinya tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 tentang PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023.

Namun bagi kendaraan hybrid electric vehicles (HEV) yang sudah diproduksi lokal, pemerintah tidak memberikan diskon khusus seperti BEV. Di sisi lain mobil hybrid memiliki tingkat emisi yang lebih rendah dari kendaraan internal combustion engine (ICE), selain itu juga konsumsi BBM-nya lebih efisien.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy mengatakan pemerintah sebenarnya sudah memberikan insentif bagi kendaraan ramah lingkungan seperti mobil hybrid lewat pengurangan tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM), seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2021, semakin kecil emisinya maka PPnBM yang dikenakan juga rendah.

"Saya meluruskan subsidi, insentif, whatever, mobil ramah lingkungan sudah diberikan insentif oleh pemerintah dalam bentuk PPnBM. Jadi PPnBM hybrid dengan lokal produksi seperti Zenix dan Yaris Cross (sudah) mendapatkan insentif," ujar Anton di Jakarta Selatan, Senin (14/5/2023).

ADVERTISEMENT

"Kita tidak memperdebatkan siapa yang mendapatkan insentif karena semua produk yang mendukung emisi mendapat subsidi dari pemerintah," tambah dia.

Di sisi lain Toyota juga berharap ada tambahan subsidi bagi produk mobil hybrid. Skemanya beragam tidak hanya sebatas pengurangan soal perpajakan. Bisa dari kebal ganjil genap hingga soal parkir.

"Banyak hal, misalnya dari skema PPnBM. Tidak hanya insentif masalah keuangan. Misalnya ganjil genap kah, masalah parkir kah, pajak daerah, saya rasa banyak opportunity yang saya rasa bisa diberikan kepada hybrid. Pastinya dengan pertimbangan bahwa hybrid itu mengurangi emisi yang sangat signifikan dan mengurangi bahan bakar secara signifikan," ujar dia.

Saat pabrikan mobil listrik mendapat insentif tersebut, Toyota menambah line up mobil hybrid lewat kehadiran Yaris Cross. Mobil itu menjadi produk andalan baru di segmen B dengan harga di atas Rp 300 juta. Mobil itu diklaim hemat bahan bakar dengan konsumsi satu liter tembus 30 kilometer atau setara motor 250 cc dua silinder di Indonesia. Padahal mesin yang digunakan 1.500 cc dengan kapasitas angkut 5 penumpang.

Anton menambahkan pihaknya terus berdiskusi dengan pemerintah soal insentif tambahan bagi mobil elektrifikasi.

"Saya rasa konsumen harus mulai mengerti bahwa di mobil di Indonesia sudah sangat canggih sehingga pengurangan emisi sudah sangat jauh. Jadi, saya rasa produk ini (hybrid) pantas diberikan perhatian lebih oleh masyarakat dan pemerintah. Saya rasa tidak ada salahnya juga untuk dipertimbangkan apakah ada insentif tambahan," ujar Anton.

"Ada pastinya (komunikasi ke pemerintah), semua pergerakan, apalagi ini produksi lokal, pasti disampaikan ke pemerintah. Pemerintah pasti aware. Selalu komunikasi, apa-apa yang bisa memberikan support. Sekali lagi, tadi ada dua tujuan, satu mengurangi emisi, konsumsi bahan bakar, dan juga meningkatkan upaya kita untuk meningkatkan ekosistem baterai," tambah dia.




(riar/rgr)

Hide Ads