Sama-sama dari China, Lebih Laris Wuling atau DFSK?

Sama-sama dari China, Lebih Laris Wuling atau DFSK?

Dina Rayanti - detikOto
Kamis, 17 Nov 2022 20:53 WIB
Produsen mobil China DFSK ikut meramaikan GIIAS 2018. Glory 580 digang menjadi penantang Honda CRV. ilustrasi glory 580, logo glory 580, logo dfsk, ilustrasi dfsk
Logo mobil DFSK. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Ada dua pabrikan China yang saat ini meramaikan jagat otomotif Indonesia. Dua pabrikan tersebut yakni Wuling dan DFSK. Wuling lebih dulu masuk ke Indonesia dan meluncurkan mobil perdananya pada tahun 2017. Menyusul setelahnya DFSK yang masuk tahun 2018.

Baik Wuling dan DFSK tidak hanya menjual mobilnya. Keduanya juga sama-sama membangun pabrik untuk memproduksi mobil guna memenuhi kebutuhan domestik maupun ekspor.

Logo baru Wuling di IndonesiaWuling sasar banyak segmen di Indonesia. Foto: Wuling

Lalu siapa yang lebih laris di antara dua pabrikan China tersebut? Dalam data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Wuling terlihat lebih moncer ketimbang DFSK. Pada tahun 2018 misalnya, penjualan Wuling secara retail (dari dealer ke konsumen) menyentuh 15.162 unit sedangkan DFSK 839 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berlanjut pada tahun 2019, penjualan Wuling kembali meningkat yakni menjadi 21.112 unit. Sementara DFSK juga mencatatkan peningkatan penjualan menjadi 3.260 unit.

Memasuki tahun pandemi di 2020, penjualan DFSK dan Wuling terlihat merosot. Menariknya, penurunan penjualan yang dicatatkan DFSK tidak sedrastis Wuling. Bila Wuling turun belasan ribu unit, maka DFSK di kisaran 800 unit.

ADVERTISEMENT
DFSK Glory i-AutoDFSK Glory i-Auto. Foto: Team Detik.com

Tahun 2021, Wuling langsung tancap gas. Dari penjualan 9.523 unit secara ritel pada 2020 langsung menyentuh 23.920 unit. DFSK juga begitu, ada peningkatan namun tidak signifikan. Meningkatnya penjualan Wuling bisa jadi disumbang dari salah satu model yang dijual karena mendapat diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Diskon PPnBM itu membuat harga Wuling Confero jadi lebih murah. Sementara DFSK tidak memiliki produk yang masuk kriteria mendapatkan diskon PPnBM.

Masuk tahun 2022, Wuling tampak masih meneruskan tren positif penjualannya di Tanah Air. Selama 10 bulan tahun 2022, Wuling telah mencatatkan penjualan sebanyak 19.498 unit sedangkan DFSK baru 1.974 unit. Berikut perbandingan data penjualan DFSK dan Wuling dari tahun 2018:

2018

Wholesales

  • DFSK: 1.222 unit
  • Wuling: 17.002 unit

Retail Sales

  • DFSK: 839 unit
  • Wuling: 15.162 unit

2019

Wholesales

  • DFSK:3.857 unit
  • Wuling: 22.343 unit

Retail Sales

  • DFSK: 3.260 unit
  • Wuling: 21.112 unit

2020

Wholesales

  • DFSK: 1.947 unut
  • Wuling: 6.581 unit

Retail sales

  • DFSK: 2.424 unit
  • Wuling: 9.523 unit

2021

Wholesales

  • DFSK: 3.242 unit
  • Wuling: 25.564 unit

Retail Sales

  • DFSK: 2.933 unit
  • Wuling: 23.920 unit

Januari-Oktober 2022

Wholesales

  • DFSK: 1.979 unit
  • Wuling: 21.545 unit

Retail Sales

  • DFSK: 1.974 unit
  • Wuling: 19.498 unit

Bila diperhatikan dari tahun ke tahun, penjualan DFSK masih sulit menembus 5.000 unit. Kalau diperhatikan dari sisi produk, DFSK dan Wuling memang memiliki strategi berbeda. Di segmen mobil penumpang, DFSK fokus pada model SUV yakni Glory 560 dan Glory i-Auto.

Kemudian untuk segmen komersial terdapat pick-up Super Cab dan juga Gelora. Bicara kendaraan listrik, DFSK juga sudah mulai terjun dengan mengenalkan Gelora Electric. Harga mobil listrik DFSK pun masih terbilang terjangkau yakni di bawah Rp 500 juta. Kendati demikian, segmen yang disasar mobil listrik DFSK lebih ke kebutuhan niaga. Pun SUV-nya masih kalah laris dari mobil pick-up Super Cab.

Bagaimana dengan Wuling? Segmen yang diincar Wuling cukup beragam yaitu MPV, SUV, dan juga mobil penumpang bertenaga listrik dengan harga terjangkau. Jika berkaca pada angka penjualan, strategi menyasar banyak segmen itu boleh dibilang cukup bisa diterima masyarakat Indonesia.




(dry/lth)

Hide Ads