Mobil di bawah 1.500 cc kabarnya masih diperbolehkan untuk mengisi Pertalite saat aturan pembatasan berlaku pada September. Namun untuk kriteria secara merinci belum diumumkan oleh pemerintah.
Adapun, mobil dengan kapasitas mesin di bawah 1.500 cc itu diketahui cukup mendominasi penjualan kendaraan roda empat di Tanah Air. Kategori mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 cc ini cukup beragam.
Dilihat detikcom dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil di bawah 1.500 cc dihuni oleh sedan, LCGC, Low MPV, Low SUV, hingga hatchback.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga jual mobil di bawah 1.500 cc juga beragam. Dimulai dari segmen LCGC dengan banderol kisaran Rp 110 jutaan sampai Rp 180 jutaan. Kemudian di segmen Low MPV rata-rata berada di kisaran Rp 200-300 jutaan. Kemudian untuk hatchback juga dijual dengan harga di kisaran menyerupai Low MPV.
Tidak cuma itu, ada juga mobil dengan kapasitas di bawah 1.500 cc yang harganya menyentuh Rp 900 jutaan. Contohnya BMW X1 sDrive 18i F48 A/T. Mobil SUV itu punya kapasitas mesin 1.499 cc dan dijual mulai harga Rp 920 jutaan. Meski secara spesifikasi masih boleh beli Pertalite, namun dalam lembar spesifikasi BMW X1 s Drive 18i F48 A/T memiliki rasio kompresi mesin 11:1. Itu artinya, SUV Jerman tersebut cocoknya menggunakan BBM minimal RON 92 sekelas Pertamax, Shell Super dan jenis lainnya.
Selain BMW X1, mobil premium lain yang punya kapasitas mesin di bawah 1.500 cc juga ada MINI Cooper 5-Door. MINI Cooper 5-Door itu juga punya rasio kompresi mesin 11:1 yang lebih cocok menggunakan BBM minimal RON 92. Beberapa model MINI juga punya kapasitas mesin di bawah 1.500 cc.
Mercedes-Benz juga punya model mobil berkapasitas 1.500 cc misalnya GLB 200 Progressive Line. Mobil ini punya kapasitas 1.332 cc dibanderol Rp 975 juta off the Road. Mercedes-Benz GLB 200 Progressive Line diketahui punya rasio kompresi mesin 10,6:1 yang juga cocok menggunakan Pertamax dan BBM RON 92 lainnya.
Lalu apakah mulai September nanti mobil-mobil premium itu diperbolehkan mengisi Pertalite? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Kalau mengacu pada kapasitas mesin dan tidak ada perubahan kemungkinan masih boleh. Tapi bila merujuk pada spesifikasi sebaiknya justru jangan. Mengisi BBM memang harus disesuaikan dengan rasio kompresi. Kalau tidak, jangan kaget bila mobil kamu tiba-tiba turun mesin.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?