Mobil Listrik Mercedes-Benz Diboyong ke RI Tahun Ini, Catat Waktunya

Mobil Listrik Mercedes-Benz Diboyong ke RI Tahun Ini, Catat Waktunya

Luthfi Anshori - detikOto
Senin, 25 Apr 2022 12:26 WIB
Mobil listrik Mercedes-Benz EQS

EQS 450+ (Stromverbrauch kombiniert (NEFZ): 18,9-16,2 kWh/100 km; CO2-Emissionen: 0 g/km); Exterieur: sodalithblau; Interieur: Leder exclusiv;Stromverbrauch kombiniert (NEFZ): 18,9-16,2 kWh/100 km; CO2-Emissionen: 0 g/km*

EQS 450+  (combined electrical consumption (NEDC): 18.9-16.2 kWh/100 km; CO2 emissions: 0 g/km); exterior: sodalith blue; interior: leather exclusive;Combined electrical consumption (NEDC): 18.9-16.2 kWh/100 km; CO2 emissions: 0 g/km*
Mobil listrik Mercedes-Benz EQS. Foto: Daimler AG/Mercedes-Benz AG - Global Commun
Jakarta -

Kendaraan listrik bakal semakin ramai di industri otomotif Indonesia. Bahkan merek premium seperti Mercedes-Benz siap memboyong mobil listriknya ke Tanah Air tahun ini. Kapan waktunya?

Seperti disampaikan Deputy Director Sales Operations & Product Management Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI), Kariyanto Hardjosoemarto, mobil listrik Mercedes-Benz bakal segera dibawa ke Indonesia tahun ini juga.

"Mobil listrik kita sudah tahap persiapan final. Kita akan luncurkan segera, tapi bulannya belum ditentukan. Semua sudah ready, dari sisi dealer, kesiapan man power, training, dan equipment. Kita lihat juga support dari pemerintah soal ekosistem EV makin terbentuk. Kita sangat happy sih," kata Kariyanto di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lanjut Kariyanto menambahkan, MBDI berencana memperkenalkan mobil listrik Mercedes-Benz di Indonesia pada paruh kedua tahun 2022 (semester 2). Adapun model yang diperkenalkan adalah varian tertingginya, Mercedes-Benz EQS.

Selain membawa mobil listrik ke Tanah Air, Kariyanto juga menekankan perlunya APM (Agen Pemegang Merek) berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian baterai alias charging station.

ADVERTISEMENT

"Tentu kita harus aktif juga membangun ekosistem EV ini. Yang jadi main concern sekarang ini adalah charging station, karena kalau masalah purnajual, semua sudah ter-capture di dealer kami," katanya.

Menurut Kariyanto, jika APM maupun pabrikan otomotif di Indonesia bisa menjamin ketersediaan infrastruktur stasiun pengisian baterai mobil listrik, hal itu akan membuat konsumen mobil merasa tenang dan tidak khawatir.

"Soal infrastruktur kita juga harus ikut aktif, entah misalnya kerja sama dengan pihak ketiga, misal dengan PLN atau pihak lain, sehingga memastikan bahwa semua pembeli kendaraan listrik kita itu memiliki peace of mind, tenang begitu beli, nggak perlu khawatir lagi masalah charging dan lain sebagainya. Misal setiap pembelian (mobil listrik) nanti bisa sediakam wall box atau instalasi tambah daya listrik dan lain-lainnya. Intinya kita tidak hanya menjual produk, tapi juga menyiapkan ekosistem kendaraan listrik," tukasnya.




(lua/rgr)

Hide Ads