Beberapa waktu lalu diberitakan seorang pria asal Finlandia merasa kecewa karena harga komponen baterai Tesla yang mahal sampai ratusan juta. Kenapa komponen yang penting ini harganya bisa selangit?
Pria bernama Toumas Katainen itu memiliki sebuah Tesla Model S produksi tahun 2013. Namun setelah menyentuh jarak 1.500 km, mulai muncul kode error.
Setelah dikirim ke bengkel Tesla dan dilakukan pengecekan, satu-satunya cara untuk menangani masalah itu adalah dengan mengganti seluruh baterai yang harganya mencapai Rp 321 jutaan. Alhasil, ia memilih meledakan mobil listriknya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Bloomberg, ada sejumlah faktor yang menyebabkan komponen baterai sangatlah mahal. Mobil EV saat ini kebanyakan menggunakan baterai lithium-ion isi ulang, hal yang sama juga ditemukan pada laptop atau smartphone, namun ukurannya jauh lebih besar untuk mobil.
Di dalam baterai, terdapat berbagai sel-sel yang dikelompokkan menyerupai sebuah kopor besar. Komponen paling mahal di setiap sel baterai adalah katoda, yang merupakan salah satu dari dua elektroda untuk menyimpan dan melepaskan listrik.
Nah, bahan yang dibutuhkan dalam katoda untuk menyimpan lebih banyak energi sering kali harganya mahal. Bahan tersebut meliputi logam, kobalt, nikel, lithium, dan mangan. Bahan-bahan tersebut perlu diambil dari tambang dan diproses menjadi senyawa kimia dengan tingkat kemurnian tinggi.
Proses yang tidak mudah serta banyaknya bahan yang diperlukan membuat harga baterai mobil listrik menjadi mahal. Untuk harga dan ukuran paket saat ini, biaya rata-rata baterai mobil listrik biasa dapat mencapai sekitar US$ 6.300 atau sekitar Rp 90 juta. Jika mobil EV di kelas premium, harganya kemungkinan bisa lebih mahal lagi.
Tapi, apakah bisa harga baterai mobil listrik menjadi murah ke depannya? Salah satu pilihannya adalah mengganti bahan kobalt dengan nikel, di mana harganya lebih murah dan menyimpan lebih banyak energi. Namun, kobalt memiliki kelebihan daripada nikel, di mana kobalt tidak mudah panas sehingga lebih awet dan tidak cepat terbakar.
Selain menggunakan nikel, bahan yang bisa digunakan adalah fosfat besi lithium murah sebagai bahan pengganti katoda. Akan tetapi, bahan tersebut mendapat nilai lebih buruk dan membahayakan.
Sejumlah faktor di atas menjadi penyebab kenapa harga mobil listrik masih terbilang mahal, karena bahan-bahan untuk membuat baterainya pun juga tidak murah.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah