Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah bila dibanding negara-negara Asean lainnya. Hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan industri otomotif dalam negeri.
"Pertumbuhan kelas menengah yang cukup pesat, serta rasio kepemilikan mobil yang masih cukup rendah, saat ini (yakni) 99 mobil per 1.000 penduduk, menjadikan Indonesia sebagai potensi pasar besar produk otomotif di Asean," kata Agus, dalam webinar Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi, Jumat (15/10/2021).
Menurut penjelasan dari Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, beberapa waktu lalu, angka rasio tersebut sebenarnya meningkat dari data sebelumnya pada 2017, dengan rasio kepemilikan 87 mobil per 1.000 penduduk. Meski begitu, rasio kepemilikan mobil saat ini masih tetap kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita bandingkan dengan Malaysia yang penduduknya sekitar 88 juta, rasio kepemilikan mobil di Malaysia itu sekitar 490 unit mobil per 1.000 penduduk, Thailand 275 (mobil per 1.000 penduduk)," kata Kukuh.
Ditambahkan Kukuh, saat ini produksi di Indonesia masih di kisaran 1,3 juta per tahun, 1 juta untuk pasar domestik, 300 ribu diekspor. Ekspor mobil RI sudah dilakukan ke 80 negara. Indonesia juga memiliki kapasitas produksi terpasang 2,3 juta unit mobil per tahun. Tapi mobil yang diproduksi baru di angka 1,3 juta unit. Artinya masih bisa dioptimalkan.
"Kalau kita nambah satu saja menjadi 100 mobil per 1.000 penduduk, penduduk kita 270 juta, maka ada penambahan sekitar 270 ribu mobil," ujar Kukuh.
![]() |
Di sisi lain, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, juga menganggap industri otomotif sebagai sektor yang penting untuk mendorong ekonomi nasional. Sebab, banyak orang yang dilibatkan di sektor ini.
"Saat ini terdapat 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, dengan nilai investasi Rp 71,3 triliun, dan kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun. Ini menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38 ribu orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai industri otomotif," jelas Agus.
(lua/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah