PT Honda Prospect Motor (HPM) Agen Pemegang merek Honda mobil di Indonesia mengakui saat ini banyak pemesanan yang belum dipenuhi, sebut saja untuk pemesanan Honda HR-V dan Honda CR-V. Honda mengatakan hal ini diakibatkan kekurangan spare part dampak dari pandemi COVID-19.
"Produksi menyesuaikan kebutuhan pasar, pasokan spare part memang ada yang terkendala karena COVID-19, tapi kita terus berusaha," ujar Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy dalam konferensi Pers Virtual 'City Hatch Art, Rabu (18/8/2021).
"Jadi sebenarnya inden sangat banyak, seperti Honda HR-V dan CR-V itu iden sampai dua bulan ke depan, karena ada keterbatasan spare part tapi kami berusaha," Billy menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Honda Klaim NSX Type S Bisa Ngebut Banget |
Honda tidak menjelaskan secara detil keterbatasan spare part apa yang mereka alami saat ini. Satu hal bisa dipastikan, dalam beberapa bulan terakhir industri otomotif di seluruh dunia tengah mengalami krisis semikonduktor. Beberapa pabrikan dan pabrik otomotif di luar negeri bahkan ada yang sampai menghentikan produksinya karena masalah ini.
Krisis chip semikonduktor terjadi karena meningkatnya permintaan gadget selama pandemi. Orang-orang banyak membeli smartphone untuk melakukan komunikasi secara virtual. Alhasil, chip semikonduktor lebih banyak dipasok ke produsen-produsen smartphone.
Beberapa bulan lalu, kelangkaan pasokan semikonduktor tidak lepas akibat pandemi berkepanjangan yang membuat perusahaan yang biasanya memproduksi semikonduktor ikut mengurangi jumlah produksinya.
Maka saat pabrikan otomotif dunia mulai berbenah untuk bisa kembali genjot produksi dan mencoba mencapai standar produksi, para perusahaan semikonduktor belum siap seperti sebelum masa pandemi. Terlebih lagi, salah satu perusahaan raksasa yang memproduksi semikonduktor asal Jepang yakni Asahi Kasei Microdevices, mengalami musibah kebakaran pabrik produksi pada awal tahun 2021. Asahi Kasei Microdevices selama ini mensuplai semi konduktor ke industri otomotif dan industri lainnya.
Dikutip dari Carscoops, anggota dewan manajemen Daimler AG, Harald Wilhelm, memperkirakan krisis chip semikonduktor untuk industri otomotif masih akan berlanjut hingga tahun depan. Tapi efeknya tidak sebesar sekarang.
Dijelaskan jika Mercedes-Benz--yang dimiliki oleh Daimler AG--harus mengambil banyak kompromi sebagai akibat dari pandemi, sehingga menurunkan prospek labanya untuk tahun 2021. Produksi kendaraan Daimler malah banyak yang tidak tuntas karena setelah kendaraan dirakit mereka harus memarkirnya terlebih dahulu hingga komponen semikonduktornya datang dan tersedia.
Isu kelangkaan chip telah membuat produksi sejumlah mobil terhambat. Beberapa merek mobil harus menjual kendaraan mereka tanpa fitur tertentu dan hampir setiap pembuat mobil telah menghentikan produksi di satu atau pabrik lain karena kekurangan chip.
Beberapa produsen mobil telah menunjukkan tanda-tanda optimisme, seperti Ford yang memiliki pesanan chip semikonduktor untuk memasok pikap F-Series. Namun merek-merek seperti BMW dan Mercedes-Benz memperkirakan bahwa krisis chip akan terus berlanjut hingga sisa tahun 2021, bahkan mungkin hingga tahun depan.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah