Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyambut positif perpanjangan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) 100 persen hingga agustus 2021. Apa alasannya?
Sebagai informasi, sejak 1 Maret 2021 pemerintah menerapkan kebijakan relaksasi PPnBM untuk pembelian mobil baru. Program ini berlaku untuk mobil penumpang 1.500cc dengan kandungan lokal minimal 70 persen. Skemanya, per tiga bulan diberlakukan perubahan potongan pajak, yakni Maret-Mei diskon 100 persen atau PPnBM 0 persen, Juli-Agustus 50 persen, dan Oktober-Desember 25 persen.
Sejatinya PPnBM nol persen sudah berakhir pada Mei. Namun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan usul perpanjangan relaksasi PPnBM nol persen sudah disetujui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto Jumat lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto pun menyatakan PPnBM nol persen sudah tepat sasaran. Semua pihak merasa diuntungkan, baik dari segi pelaku usaha otomotif, konsumen dan pemerintah.
"Pemerintah bisa menilai dan mengevaluasi apa yang terjadi dalam tiga bulan terakhir ini, yaitu Maret, April, dan Mei. Kalau kami melihatnya, tepat sasaran, dan semua pihak happy dengan adanya stimulus ini," ungkap Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto.
Lebih lanjut, menurutnya tak hanya para pelaku industri otomotif yang mendapatkan keuntungan dari kenaikan penjualan mobil yang signifikan, menurutnya, pemerintah pun berhasil meraih pendapatan PPn dan PPh dari meningkatnya penjualan mobil. Di sisi lain, konsumen mendapatkan kendaraan baru dengan harga yang lebih terjangkau.
Efek PPnBM nol persen memengaruhi penjualan otomotif di Tanah Air.
Pada Maret saat awal diberlakukan diskon PPnBM ini, sudah ada kenaikan penjualan mobil baru hingga 28,85 persen. Bahkan, pada April 2021, lonjakan penjualan mencapai 227% dibanding periode yang sama tahun 2020 lalu (year on year/yoy).
Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel, secara akumulatif, Januari-April 2021 naik 5,9 persen yoy menjadi 257.953 unit. Secara bulanan volume penjualan ritel telah mendekati level normal atau sekitar 80.000 per bulan.
Khusus mobil-mobil di bawah 1.500 cc berpenggerak 4x2 memang trennya mengalami secara retail kenaikan dari Maret 2021. Pada Januari mobil-mobil seperti Avanza cs ini terjual 33.169 unit, Februari merosot 15.194 unit, penjualan lalu meroket seiring berlakunya PPnBM nol persen di bulan Maret, yakni 41.036 unit, April 33.063 unit, dan Mei turun lagi jadi 28.940 unit.
Sedangkan untuk sedan di mana hanya Toyota Vios yang mendapat relaksasi ini bisa terjual 846 unit pada Januari - Mei 2021. Naik hampir dua kali lipat jika dibandingkan secara year on year, yang terjual 484 unit.
Dikutip dari detikFinance, Ekonom Center of Reform of Economics (CORE), Yusuf Rendi Manilet menilai PPnBM 0% memberi dampak terhadap kenaikan penjualan mobil baru. Namun, untuk melihat dampak tersebut harus dilihat sampai akhir tahun.
"Tetapi kita perlu melihat khususnya PPnBM 0% peningkatan yang terjadi di bulan Maret, April, Mei tersebut saya kira juga tidak terlepas dari momentum bulan Ramadan dan Lebaran sehingga umumnya memang permintaan barang dan jasa sering kali meningkat pada momen-momen tersebut," katanya.
"Kalau kita bicara dampak PPnBM ada hasil yang dirasakan pemerintah tapi apakah hasil ini akan konsisten sampai dengan akhir tahun? Ini yang saya kira tergantung pemerintah dalam misalnya menjaga daya beli sampai dengan akhir tahun nanti," tambahnya.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah