Diskon PPnBM Bawa Manfaat: Penjualan Meningkat, Pabrik Bergeliat

Diskon PPnBM Bawa Manfaat: Penjualan Meningkat, Pabrik Bergeliat

Tim detikcom - detikOto
Kamis, 15 Apr 2021 08:39 WIB
Pekerja merakit mobil Xpander di pabrik perakitan Mitsubishi Motors di Indonesia yaitu PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) yang terletak di kawasan industry GIIC Deltamas, Bekasi, Jawa Barat.
Penjualan mobil meningkat berkat diskon PPnBM, pabrik pun mulai ngegas melakukan produksi mobil. Foto: Mitsubishi
Jakarta -

Penjualan mobil mengalami peningkatan berkat diskon PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) yang berlaku sejak Maret 2021. Bahkan, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), peningkatan penjualan mobil pada Maret 2021 mencapai 70% lebih.

Secara wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer mobil baru tercatat sebanyak 84.910 unit. Wholesales mobil baru pada Maret 2021 itu naik 72,6% dibanding Februari 2021. Dibanding Maret 2020, penjualan mobil secara wholesales Maret 2021 naik 10,5%.

Sementara data penjualan retail (dari dealer ke konsumen) pada Maret 2021 tercatat sebanyak 77.511 unit. Angka retail sales mobil baru pada Maret 2021 naik 65,1% dibanding Februari 2021. Jika dibandingkan Maret 2020, penjualan mobil Maret 2021 itu pun naik 28,2%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Produksi mobil pun semakin ngegas. Masih dari data Gaikindo, produksi mobil pada Maret 2021 tercatat sebanyak 101.904 unit untuk pasar domestik dan ekspor. Angka produksi mobil itu naik 31,7% dibanding Februari yang hanya mencapai 77.386 unit.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto mengatakan, saat ini pabrikan berlomba-lomba memproduksi kendaraan bermotor, khususnya yang mendapatkan diskon PPnBM. Soalnya, permintaan mobil baru terbilang cukup banyak berkat diskon PPnBM.

ADVERTISEMENT

"Yang menjadi kendala karena jangka waktunya kan hanya 3 bulan sekarang, dari Maret, April, Mei. Nanti Juni pemotongan itu tidak lagi 100% tetapi menjadi 50% khusus 1.500 cc ke bawah. Ini yang pabrik komponen harus mati-matian berjuang untuk memproduksi komponen-komponen tersebut sebanyak-banyaknya untuk memenuhi permintaan masyarakat selama 3 bulan pertama ini," kata Jongkie dalam program Closing Bell, CNBC Indonesia TV.

"Ini memang tiga bulan ini betul-betul kita ngegas. Ya betul ngegas, tetapi kembali lagi bahwa bahan bakunya harus ada. Jadi pabrik komponen harus memproduksi sebanyak mungkin. Ini yang masih menjadi satu kendala di pabrik-pabrik komponen. Yang tadinya mereka berhenti total, tidak memproduksi, tiba-tiba permintaannya melonjak tentunya tidak semudah itu. Kita harapkan mereka bisa memenuhi permintaan," ucap Jongkie.

Menurut Jongkie, pabrik komponen itu juga menjadi bagian penting. Apalagi, pabrik komponen yang mulai bergairah karena permintaan kendaraan meningkat tersebut menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit. Industri otomotif sendiri menyerap tenaga kerja lebih dari 1,5 juta orang.

Seperti diketahui, penjualan mobil di tengah pandemi COVID-19 anjlok. Tahun 2020 saja, wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) mobil di Indonesia hanya sebanyak 532.027 unit, turun 48,5% dibanding 2019 yang mencapai 1.032.907 unit. Penjualan mobil secara retail (dari dealer ke konsumen) pun turun 44,7% pada 2020 dibanding 2019.

Sebelum adanya diskon PPnBM, penjualan mobil selama pandemi COVID-19 per bulan maksimal hanya 50 ribuan unit. Padahal, di masa normal penjualan mobil bisa mencapai 80-90 ribuan unit per bulan. Setelah adanya diskon PPnBM, penjualan mobil pada Maret menyamai catatan penjualan sebelum pandemi, yakni lebih dari 80 ribu unit (wholesales).




(rgr/din)

Hide Ads