New Normal atau kebiasaan baru yang coba diterapkan di masyarakat agar balik normal seperti sebelum masa pandemi virus Corona, rupanya tidak berpengaruh dengan angka penjualan mobil bekas. Kini pengusaha mobil bekas pun mulai menjerit.
Seperti yang disampaikan Senior Manager Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih kepada detikOto. Herjanto menjelaskan penjualan mobil bekas di masa New Normal tidak bergerak naik.
"Mobil bekas itu tidak bisa naik, malah turun. Serius ini turun," kata Herjanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Siapa yang mau beli (Mobil bekas)? Berbeda dengan motor bekas, kalau motor orang sekarang carinya motor karena dari pengguna mobil turun ke motor semua. Terlebih orang saat ini ga mau naik kendaraan umum jadi mereka pilihannya motor," Herjanto menambahkan
Herjanto juga menjelaskan apa yang menjadi alasan motor bekas kerap menjadi pilihan utama saat ini ketimbang dengan mobil bekas.
![]() |
"Kalau mobil (mobil bekas atau baru) itu mahal. Terlebih saat ini kredit masih susah. Bahkan Down Payment masih 50 persen (dari harga jual) itu belum cicilan pertama, kalau sama cicilan pertama bisa 60 persen. Dan ini tidak gampang, sangat susah penjualan," kata Herjanto.
"Ini yang membuat susah berkembang mobil bekas," Singkat Herjanto.
Hasil yang tidak memuaskan berbeda terbalik dari prediski sebelumnya. Sebelumnya diperkirakan mobil bekas bakal meningkat seiring dengan penerapan New Normal.
"Saat New Normal, sekarang kalau menggunakan kendaraan umum masih empet-empetan (berdesakan) ini akan lebih mudah menularkan virus Corona. Pilihannya kalau tidak naik motor ya menggunakan mobil-mobil murah," kata Herjanto waktu itu.
Herjanto memberikan saran kepada pemerintah DKI Jakarta untuk tidak terburu-buru menerapkan sistem ganjil genap kembali pada masa New Normal saat ini.
"Saran untuk pemerintah, pertama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dikendorin (tidak terlalu besar) atau Down Payment (DP) lebih rendah yang diatur leasing company (sehingga konsumen bisa lebih mudah memiliki kendaraan pribadi agar bisa menghindari virus Corona)," ucap Herjanto.
Baca juga: Wow, Avanza 2015 Didiskon Jadi Rp 60 Juta |
"Kedua ganjil genap ditiadakan dulu hingga new normal berlalu. Tidak mengapa macet yang penting penyebaran COVID-19 lebih sedikit, karena kalau saat ini kita naik kendaraan umum tidak menjamin (tidak menjamin tidak akan tertular) sedangkan kalau mengendarai mobil pribadi bisa lebih aman," ujar Herjanto.
Soalnya, menurut Herjanto. Para pemilik kendaraan pribadi saat ini sudah memiliki cara sendiri untuk bisa menekan penularan virus Corona. Salah satunya dengan menyemprotkan disinfektan secara mandiri dan menyelipkan berbagai alat kesehatan yang diklaim bakal lebih aman. Namun ternyata penjualan mobil bekas saat ini masih tercekik.
(lth/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah