Hati-hati, Industri Otomotif Indonesia Bisa 'Tertular' Corona

Hati-hati, Industri Otomotif Indonesia Bisa 'Tertular' Corona

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 07 Feb 2020 11:16 WIB
Rumah sakit dadakan di Wuhan.
Virus corona harus diwaspadai karena bisa berpengaruh pada industri otomotif tanah air ((Xihua)
Jakarta - Virus corona yang berjangkit di China dan kini menyebar ke banyak negara dunia bisa memberi pengaruh pada ekonomi dunia. Termasuk industri otomotif di Indonesia.

Menurut laporan terakhir, Jumat (7/2/2020), telat jatuh 637 korban jiwa akibat virus corona. Di seluruh China, korban terjangkit tercatat ada 31 Ribu, sementara 1.540 pasien dinyatakan sembuh.

Kejadian luar biasa ini membuat banyak penerbangan dari dan ke China ditutup. Beberapa negara juga menolak turis asal China masuk ke negara mereka. Ini jelas berpengaruh pada beragam industri dunia.



Lalu, adakah pengaruhnya pada industri otomotif di Indonesia?

"Rasanya kita juga tidak boleh memandang remeh kasus Corona yang mulai mengganggu. Kita lihat ini dampak negatif. Kalau berlalu seminggu, sebulan pengaruh tidak besar, tapi kalau lebih lama bisa bahaya," kata Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, di tengah pekan ini.

Hingga saat ini berdasarkan laporan terkini dari para anggota Gaikindo belum ada kendala berarti akibat penyebaran wabah Corona. Komponen atau bahan baku yang diimpor dari China belum terganggu.



"Kita belum tau dampaknya tapi terus terang aja kita cek apakah komponennya, raw materialnya. Nampaknya sejauh ini belum ada. Saya udah cek beberapa anggota kita yang punya kaitan dengan barang dari Tiongkok nggak ada masalah katanya," ungkap Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, saat ditemui di tempat yang sama.

Namun jika wabah ini masih terus meluas, industri dalam negeri dapat mengambil pelajaran dari masa lalu. Sebagai alternatif bisa mengandalkan pasokan barang-barang industri dari negara lain hingga kondisi kembali stabil.

"Biasanya kalau pernah terjadi banjir Thailand sehingga kemudian mencari resoucre baru. Waktu Thailand kita ambil dari China, yang similar atau dari tempat lain," terang Kukuh.


(rip/din)

Hide Ads