Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan, mundurnya beberapa merek otomotif itu tidak menimbulkan citra negatif untuk pasar otomotif Indonesia. Ia yakin, dunia melihat bahwa mundurnya merek otomotif itu bukan karena kondisi dalam negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bebin mencontohkan merek Chevrolet. Mundurnya Chevrolet dari pasar Indonesia diyakini juga dipengaruhi oleh kondisi merek tersebut secara global.
"Saya melihat juga bahwa ada yang punya masalah internal, Detroit (markas Chevrolet di Amerika Serikat) ada masalah, getahnya ke Indonesia," ungkap Bebin.
Sementara di pasar otomotif Indonesia, meski penjualan tahun 2019 mengalami penurunan 10% dari tahun 2018, Bebin meyakini masih banyak merek otomotif yang serius di Indonesia.
"Sebetulnya tahun lalu juga kalau kita mencermati setiap merek berusaha menghadirkan model baru, kalau kita pakai logika yang biasa saja, (pasar otomotif) lagi slow down atau pimpinan APM menggunakan pakai istilah stagnan, kok model baru dikeluarkan? Artinya apa? Usaha untuk mempertahankan pangsa pasar itu ada. Sebenarnya yang diapresiasi yang seperti ini, spirit-nya itu ada, semangatnya untuk bertahan, bukan give up, tetapi saya melihat juga bahwa ada yang punya masalah internal," ujarnya.
(rgr/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis