Mengutip Reuters, Aston yang bermarkas di Gaydon, membukukan kerugian sebesar 13,5 juta poundsterling dalam kuartal ketiga tahun 2019. Volume pengiriman kendaraan ke diler turun 16% menjadi 1.497 unit seiring penurunan permintaan mobil di Eropa, Timur Tengah, Asia dan Afrika.
Aston Martin berencana untuk melipatgandakan penjualan kendaraannya menjadi 14.000 pada tahun 2023, tetapi perusahaan tersebut mengalami kesulitan secara finansial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan mobil yang sudah berkiprah selama 106 tahun itu, tengah berupaya memangkas biaya produksi dan berharap pada peluncuran mobil baru seperti SUV Aston Martin DBX. DBX diyakini akan mendatangkan pundi-pundi uang untuk Aston Martin.
Untuk memperbaiki kinerjanya, Aston Martin disebutkan tengah melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak. Mulai dari miliarder sekaligus pemilik tim F1, Lawrence Stroll dan beberapa perusahaan lain. Stroll dikabarkan Financial Times telah membentuk konsorsium untuk mengendalikan perusahaan mobil asal Inggris tersebut.
Stroll sendiri memiliki kekayaan sebesar USD 2,6 miliar atau sekitar Rp 36 triliun setelah berinvestasi pada merek Pierre Cardin, Ralph Lauren dan Tommy Hilfiger. Pria ini juga merupakan kolektor Ferrari. Dia terlibat dalam F1 setelah membantu mengamankan posisi putranya di tim Williams F1 pada 2017. Stroll kemudian membeli tim Force India F1 yang kesulitan pada 2018, menamainya Racing Point.
Konsorsium Stroll akan mengambil keuntungan dari harga saham Aston Martin yang turun. Dia bertaruh Aston Martin akan memberikan keuntungan yang konsisten setelah perusahaan mulai menjual SUV pertamanya, DBX tahun depan. DBX sendiri memang telah menuai pujian sejak kemunculan pertamanya bulan lalu.
Sebelum dibeli Stroll, saham Aston Martin dipegang oleh kelompok Adeem / Primewagon yang berbasis di Kuwait sebesar 36 persen. InvestIndustrial yang berbasis di Italia memiliki 31 persen. Daimler memiliki 4 persen kepemilikan saham, sisanya dibuka untuk umum.
Aston Martin juga terlibat dalam F1 melalui sponsornya dari tim balap Red Bull. Red Bull dan Racing Point keduanya berbasis di Buckinghamshire, Inggris tengah, tidak jauh dari markas Aston Martin di Gaydon. Laporan Autocar memicu rumor bahwa Stroll akan mengganti nama tim Red Bull menjadi Aston Martin.
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah