Lanjut Putu menjelaskan, jika dilihat rasio jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan, angkanya masih kecil.
"Di Indonesia itu per 1.000 orang baru punya 87 kendaraan. Kalau kita bandingkan dengan Malaysia, itu per 1.000 orang sudah memiliki 439 kendaraan. Dan Thailand 228 kendaraan per 1.000 orang," terang Putu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita GDP per kapita sudah masuk dari 4.000 ke 5.000. Itu permintaan kendaraan akan meningkat pesat. Jadi seumpamanya rasio kendaraan baru 87, naik menjadi 90, ada tiga tambahan per 1.000 penduduk. Itu kita sudah memunculkan lebih dari 700.000 unit kendaraan untuk mengisi pasar. Jadi ini sebuah market yang luar biasa," terang Putu.
Tak hanya pasar dalam negeri yang besar, Putu juga mengatakan Indonesia punya peluang ekspor yang sangat besar. Bahkan tahun 2019 ini angka ekspor produk kendaraan rakitan Indonesia naik cukup signifikan.
"Indonesia itu swasembada kendaraan bermotor. Jadi ekspor kita tahun ini sudah meningkat 28 persen, dengan pengiriman ke 80 negara. Dulu impor CKD memang besar, tapi sekarang antara ekspor CKD dan impor CKD berhimpit," ujar Putu.
Simak Video "Disubsidi Rp 70 Juta, Seberapa Laku Mobil Listrik?"
[Gambas:Video 20detik]
(lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP