Jakarta - Tahun 2019 bisa dikatakan tahun yang berat untuk penjualan kendaraan bermotor di Indonesia. Sudah menjadi jawaban umum, bahwa agenda politik tahun ini adalah faktor utama yang mempengaruhi hasil penjualan otomotif.
Diharapkan akhir tahun dapat merangsek naik, DKI Jakarta yang merupakan pasar terbesar kendaraan bermotor malah menetapkan
BBN-KB baru menjadi 12,5%. Tentunya hal ini seakan menjadi cobaan beruntun pelaku bisnis menghadapi tantangan di pasar Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski banyaknya ujian yang datang, tahun 2020 ditatap oleh industri otomotif tetap mengalami pertumbuhan. Setidaknya Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan pasar otomotif akan tumbuh sebesar 5%.
"Tahun depan kami berharap tetap bisa tumbuh walau tidak terlalu besar. Kami harap 5 persen tahun depan," kata Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi kepada detikcom melalui sambungan telepon, Selasa (12/11/2019).
Optimisme kenaikan pasar di tengah BBN-KB yang baru itu tentu karena agenda politik sudah tak lagi seheboh tahun 2019. BBN-KB baru pun diperkirakan Nangoi tidak akan berdampak terlalu lama, khususnya di pasar DKI Jakarta.
"Kondisi politik lebih stabil dan tenang dan pembangunan tetap jalan. Naik BBN ini akan mempengaruhi penjualan tapi tidak akan terlalu lama pengaruhnya," tutur Nangoi.
Tantangan pasar otomotif Indonesia tahun 2020 menurut Nangoi justru datang dari luar negeri. Kondisi ekonomi global diharapkan tidak memberikan dampak besar pada perekonomian Indonesia di tahun 2020 nanti sehingga target tumbuh 5% dapat tercapai.
"Yang kami khawatirkan justru adalah kondisi ekonomi global. Mudah-mudahan tidak sampai ke Indonesia," pungkasnya.
Simak Video "Disubsidi Rp 70 Juta, Seberapa Laku Mobil Listrik?"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis