Honda Tak Merasa Ketinggalan Soal Mobil Listrik di Indonesia

Honda Tak Merasa Ketinggalan Soal Mobil Listrik di Indonesia

Rizki Pratama - detikOto
Minggu, 10 Nov 2019 17:32 WIB
Mobil listrik Honda E. Foto: Honda via Newspress
Bogor - Di Indonesia Honda masih terlihat diam-diam saja ketika beberapa kompetitor gencar memperkenalkan mobil listriknya. Secara global memang untuk mobil listrik murni baru diperkenalkan beberapa waktu lalu yaitu Honda E.

Mobil itu pun baru mulai dapat dipesan dan bisa diterima konsumen tahun depan. PT Honda Prospect Motor (HPM) sebagai APM Honda di Indonesia tak merasa ketinggalan dari merek lain.

"Honda E sudah dipasarkan, Jepang tahun depan. Kemarin sudah introduce Agustus (Frankfurt Motor Show) dan di Tokyo Motor Show, nggak ketinggalan," kata Business Innovation and Marketing & Sales Director HPM, Yusak Billy ketika ditemui di Sentul, Bogor, Minggu (10/11/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Selain Honda E, baru saja dikenalkan pula Honda Jazz versi Hybrid di Tokyo Motor Show 2019. Terkait Jazz hybrid, Yusak masih menunggu perkembangan pasar hybrid di Indonesia ke depan.

mobil listrik Honda E. mobil listrik Honda E. Foto: Honda via Newspress


"Di Jepang baru dikenalkan hybrid untuk Fit (nama Honda Jazz di pasar Jepang, Eropa dan Amerika Serikat), untuk di sini kita nanti lihat demand seperti apa perkembangan seperti apa market seperti apa pokoknya solusi yang paling tepat," ungkap Yusak.



Tidak hanya berbicara model baru mobil listrik, rencana produksi di dalam negeri pun sudah masuk pertimbangan. Kendati begitu keputusannya baru akan diambil setelah petunjuk teknis (juknis) dikeluarkan pemerintah.

"Kita lagi pelajari itu semua ya sekarang kita lagi tunggu juknis, kan PPnBM sudah keluar, sekarang tunggu juknis jadi sekarang belum bisa lakukan action apa pun sebelum juknis keluar. Kita punya ide banyak tapi tinggal tunggu juknis dan berikan solusi untuk masyarakat," jelasnya.

Ia memastikan bahwa pintu Honda menuju elektrifikasi itu akan datang di waktu yang dianggap tepat. "Opsi banyak tergantung kebutuhan masyarakat nggak bisa bicara sekarang, pasti nggak usah takut kita udah punya banyak opsi," pungkasnya.


(rip/rgr)

Hide Ads