Kalau Nggak Ada Petani Cengkeh Kaya di Manado, Suzuki Carry Mungkin Tak Eksis

Histori

Kalau Nggak Ada Petani Cengkeh Kaya di Manado, Suzuki Carry Mungkin Tak Eksis

Dadan Kuswaraharja - detikOto
Senin, 30 Sep 2019 08:00 WIB
Suzuki Carry Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - Suzuki pada masa awalnya dikenal sebagai produsen motor saja. Tanpa petani cengkeh yang kaya di Manado, Suzuki mungkin tak sukses membuat mobil seperti sekarang.

Ceritanya, menurut Presiden Komisaris PT Indomobil Sukses International Tbk Soebronto Laras, petani-petani cengkeh yang kaya di Manado membutuhkan kendaraan tangguh yang bisa mengangkut banyak muatan.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suzuki pun akhirnya menciptakan Carry yang sekarang umurnya sudah mencapai lebih dari 40 tahun.

"Cikal bakal lahirnya Carry itu di Kota Manado, mungkin kalian nggak tahu semua. Namanya ST20 mesin 2 tak. Di Jawa nggak laku, pas panen cengkeh di Manado langsung dibeli petani Sulut, jadi jago angkutan cengkeh, waktu itu naik gunung nggak ada mogoknya, bisa angkut sampai 1 ton," ujarnya antusias.

"Jadi kalau ke Manado, Suzuki truntung (istilah untuk Carry lama) masih ada semua, nggak ada matinya tuh, bayangkan sudah 40 tahun saya terpukau lihat kehebatan Suzuki Carry," ujarnya.
Suzuki Carry truntungSuzuki Carry truntung Foto: Ridwan Arifin

Suzuki saat kelahiran Carry menurut Soebronto tidak memiliki pabrik yang besar di Jepang. Aslinya Carry menggunakan mesin 400 cc 2 (ST10) tak namun Suzuki Indonesia kemudian meminta mesin yang lebih besar 550 cc sehingga jadilah ST20 yang kita kenal.

"Jadi waktu kami diperlihatkan produk itu saya katakan ini terlampau kecil buat kita. Mimpi saya yang lebih besar, lahirlah ST20 kita ciptakan hanya di Indonesia. ST 20 2 tak juga tapi 3 silinder. Musuhnya kita waktu itu 1.000 cc Mitsubishi, Mitsubish waktu itu yang mulai dengan pikap," ujarnya.

Pada awalnya, Suzuki juga kebingungan saat ingin menjual Carry. "Karena nggak gampang juga jualnya. Suzuki kan rata-rata kenal produknya sepeda motor. Waktu bilang pikap mereka bilang wah susah jualnya pak. Tahu-tahu saya baca koran, Sulut Kota Manado mendadak panen cengkeh, petaninya kaya raya, cengkeh yang tadinya impor dibuat lokal sehingga pabrik rokok beli cengkeh dari manado, bawa lah saya ke sana, karena kayanya orang Manado punya perkebunan cengkeh, lemari es banyak ke Manado padahal listriknya belum masuk, jadi lemari es itu buat gaya saja jadi yang penting di rumah gue ada lemari es nggak kalah sama Jakarta tapi akhirnya jadi lemari pakaian, hehehe, itu cerita hebatnya petani cengkeh menikmati keberhasilan di Indonesia," ujar Soebronto.

Suzuki Carry model zaman nowSuzuki Carry model zaman now Foto: Pradita Utama


Suzuki awalnya hanya membawa 10 Carry saja ke Manado, tapi berkat kemampuan mobil mengangkut muatan 1 ton, para petani cengkeh itu langsung terkaget-kaget dan langsung beli mobil. "Akhirnya 10 unit itu laku habis, akhirnya mulai di situ hebatnya Suzuki, jadi kita gampang bergaul dengan petani waktu itu. Mereka bilang 'Brur bawa lagi lah 50 unit pasti laku'," ujarnya menirukan omongan petani cengkeh saat itu.

Itulah perjalanan Carry di Indonesia detikers, mobil yang kini menjadi andalan Suzuki di kelas komersial.




(ddn/ddn)

Hide Ads