Tren ini pertama kali dicetus oleh Porsche supaya mendapatkan skala ekonomi yang cukup untuk perputaran finansial mereka. Berkat mobil SUV-nya yang sukses, Cayenne telah menjadi tulang punggung Porsche untuk terus membuat mobil sport.
Sejak saat itu merek-merek lain pun mengikuti langkahnya seperti Rolls-Royce, Lamborghini, dan sebentar lagi Ferrari. Namun perusahan mobil sport asal Inggris, McLaren menegaskan ribuan kali bahwa mereka tidak akan menyentuh segmen itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di saat perusahaan lain berusaha untuk menumbuhkan pasar dan perputaran uang yang cepat, McLaren sama sekali tampak tidak ingin memrproduksi mobil sampai lebih dari 6.000 unit per tahun.
Kalaupun ada langkah ke sana, McLaren menghadapi masalah dalam pengembangan platform proyek SUV mereka. Goddard menyoroti SUV kompetitor mereka menggunakan platform yang sama. Pernyataannya memang tidak salah karena Porsche Cayenne, Bentley Bentayga, dan Lamborghini Urus berada di bawah satu platform Volkswagen Group.
Sementara itu Ferrari adalah perusahaan mobil sport satu-satunya yang secara mandiri dan eksklusif membangun SUV-nya sendiri.
McLaren akan meyakini pilihan yang dijalaninya dengan fokus pada mobil super cepat. Tahun lalu McLaren berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 43,9 % dengan total 4.806 unit penjualan. Meski tak tergiur SUV, McLaren tengah mempersiapkan dengan hati-hati dan perlahan mobil hyper elektriknya.
(rip/dry)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar