Hal ini disumpalkan oleh melalui hasil kajian studi pasarnya. Hasil studi itu menunjukkan bahwa orang-orang Amerika Serikat belum mendapatkan pemahaman fundamental tentang mobil listrik. Salah satu hasil studi itu mengatakan bahwa 42% orang Amerika Serikat berpikir bahwa mobil listrik memerlukan bensin untuk beroperasi.
Bukan persentasi angka yang kecil untuk sebuah negara digdaya seperti Amerika Serikat. Global Direktur Ford, Ted Cannis memahami bahwa sebetapa pentingnya edukasi bagi Ford dalam perjalanan elektrifikasinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Apa Bedanya STNK pada Kendaraan Listrik? |
Cannis juga menemukan bahwa masih banyak pertanyaan lucu terhadap mobil listrik. Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin cukup sering juga dilontarkan oleh mulur orang Indonesia terhadap kendaraan listrik seperti; "Apakah bisa terkena hujan?" Bisakah diisi bensin?" Apakah bisa ngebut?"
Hasil studi juga menunjukkan bahwa dua dari tiga orang Amerika Serikat tidak yakin mobil listrik memiliki tenaga untuk menarik dan mengangkut beban. Pertanyaan itu pun dijawab oleh Ford dengan menarik 1 juta ton kendaraan menggunakan satu mobil listrik.
Penemuan menarik lainnya dari kajian itu adalah 80 persen orang Amerika Serikat tidak mau mengendarai mobil listrik pada saat cuaca buruk. Ketakutan itu sebenarnya masuk akal juga karena kemampuan baterai kemampuan dari baterai kendaraan listrik.
(rip/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah