"Seperti halnya di negara maju dengan munculnya ojol (taksi online) dan sebagainya, sedang maraknya drone akan memungkinkan munculnya mobil terbang di masa depan. Secanggih apa pun teknologi di masa depan Gaikindo bertekad bahwa perusahaan anggota Gaikindo akan tetap memproduksi kendaraan-kendaraan tersebut untuk keperluan domestik untuk diekspor ke negara-negara lain sehingga kita menjadi tuan rumah di negara sendiri," ujar Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, di Jakarta, Rabu (21/8/2019) malam.
Gaikindo lanjut Yohannes memproyeksikan pada 2025 akan melakukan ekspor 1 juta kendaraan. "Untuk mencapai ini industri otomotif harus mampu meningkatkan daya saingnya sehingga menjadi bagian mata rantai global," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar, memang tengah terjadi persaingan ketat di segmen mobil listrik. Berbagai negara mulai dari benua Eropa, Amerika, Asia setiap saat ada saja yang merilis mobil listrik dengan kemampuan yang lebih maju. Dengan jarak jelajah yang makin jauh.
Indonesia sudah mulai itu dengan adanya Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
Sementara untuk mobil terbang, masih sedikit perusahaan yang mengembangkannya, masih dalam hitungan jari yang sudah mulai-mulai menguji keandalan mobil terbang. Seperti Terrafugia, atau Pal-V.
(ddn/dry)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah