Hal ini diungkapkan Direktur Eksekutif Komite Pengurangan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin bahwa masalah mobil listrik terletak pada pengisian daya. Terutama dari mana tenaga listrik didapat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk di kota emisi zero, untuk efek rumah kaca karbondioksidanya dia (mobil listrik) lebih rendah 216 persen dibanding motor bahan bakar (konvensional)," ungkap Puput.
Hal yang sama juga diungkapkan CEO NorthVolt AB, Peter Carlsson seperti dikutip dari Bloomberg. Dia mengatakan bahwa peralihan mobil listrik juga harus dibarengi dengan penggunaan sumber listrik yang lebih hijau.
"Mobil listrik akan menjadi lebih baik dalam segala hal, tetapi tentu saja, ketika baterai dibuat dalam sistem kelistrikan berbasis batu bara akan membutuhkan waktu lebih lama untuk melampaui mesin diesel," jelasnya.
Kendati demikian, polusi yang dihasilkan lebih mudah diawasi ketimbang penggunaan mobil bahan bakar bensin.
"Tapi kalau di satu titik powerplant-nya, pembangkit listriknya relatif lebih mudah mengendalikannya dengan satu teknologi. Ketimbang masing-masing individu punya knalpot wara-wiri ke seluruh kota kan lebih sulit mengendalikannya," ujar Puput.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah