Ketua tim, Ardhan Prasetyo Nugroho, mengatakan membawa sekitar 17 personel dalam balapan pada 27-31 Agustus 2019 nanti. Mereka bersaing dengan 90-an peserta.
"Kali ini kita pilih warna biru, kita beri nama Yudhistira. Sifat Yudhistira ini tangguh dalam menempuh rintangan. Selain itu, Yudhistira adalah anak pertama, sehingga ingin jadi yang pertama," katanya saat ditemui di Rektorat UNS, Senin (12/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Yudhistira lebih baik daripada mobil yang mereka pakai tahun lalu. Dari segi kecepatan, mobil ini dapat menempuh jarak 75 meter dalam waktu 5,7 detik, lebih cepat dari sebelumnya, yakni 6-7 detik.
"Evaluasi dari tahun lalu, berat mobil kali ini kita kurangi pada bagian sasis dan body. Dulu beratnya 200 kg lebih, sekarang 180-an kg," katanya mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2017 itu.
Pada bagian mesin mobil balap mahasiswa itu, mereka menggunakan mesin CB 400 tahun 1998. Meski menggunakan mesin lawas, mereka percaya diri mampu balapan dengan optimal.
Dalam kompetisi tersebut, mereka akan mengikuti empat tahapan balapan mulai dari technical inspection, skidpad, autocross dan endurance. Kecepatan menjadi dasar utama menentukan pemenang.
"Intinya kita harus memiliki catatan waktu tercepat. Untuk event endurance, kita harus bisa melampaui 20 putaran, selain kecepatan, ketahanan mobil juga masuk penilaian," katanya.
Salah satu driver, Ma'rur Yanuar, mengaku belum memiliki pengalaman balapan sebelumnya. Dia telah melalui sejumlah latihan selama setahun ini.
"Latihannya di Fakultas Teknik UNS dan lapangan udara Gading di Gunungkidul. Sudah kita simulasikan sesuai sirkuit di sana," ujar dia.
Selama persiapan, dia mengaku belum menemui kendala teknis yang berat. Dia berharap balapan di Jepang nanti dapat berlangsung lancar.
"Insyaallah kita sudah mempersiapkan semua. Belum pernah terjadi kegagalan pada kendaraan selama latihan," pungkasnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat