Sebelum berlaga, mobil balap ini secara resmi diluncurkan secara resmi oleh Rektor ITS Mochamad Ashari di Gedung Rektorat ITS, Kamis (8/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Anargya sendiri merupakan salah satu tim yang ada di ITS yang berkonsentrasi di bidang mobil listrik formula yang dibawahi oleh Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI-SKO) ITS.
Anargya EV Mark 1.0 Foto: Pool (ITS) |
Tim ini mendesain, manufaktur, hingga meng-assembly sebagian besar bagian seperti motor dan sistem kontrol yang akan digunakan pada mobil formula tersebut.
Pembina dari tim Anargya selaku Alief Wikarta, memaparkan bahwa karya yang telah dibuat ini merupakan hasil kerja keras dari mahasiswa ITS sekaligus bentuk sumbangsih yang nyata dari mahasiswa untuk ITS dan juga Indonesia.
Anargya EV Mark 1.0 Foto: Pool (ITS) |
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa ajang formula elektrik ini merupakan sebuah batu loncatan. Ke depan, para mahasiswa diharapkan memiliki target untuk bisa membangun kendaraan yang mampu berjalan sendiri atau autonomous vehicle.
"Jika kompetisi tahun ini berjalan dengan baik, doakan saja kami bisa berlaga pada kompetisi serupa dalam kategori autonomous vehicle di Jerman," harapnya.
Baca juga: Pameran Otomotif IIMS 2019 Sapa Surabaya |
Secara teknis, ia menjabarkan antara frame dan bodinya dibuat menyatu dengan menggunakan bahan serat karbon. Begitu juga dengan motor penggerak listrik dan sistem kontrolnya, kedua komponen tersebut merupakan produk sendiri yang merupakan hasil riset dari para peneliti di bawah PUI-SKO ITS.
"Baik perangkat keras maupun lunaknya merupakan hasil riset langsung dari ITS," tandasnya.
Anargya EV Mark 1.0 menggunakan kapasitas baterai maksimum hingga 304 volt dan menggunakan motor listrik berdaya 72 Kilowatt. Dengan kapasitas ini, Anargya EV MARK 1.0 digadang-gadang mampu menempuh jarak sejauh 75 meter hanya dalam waktu lima detik dengan kecepatan maksimum 100 km/jam.
Sementara jenis baterai yang digunakan, berjenis Lithium Polimer, di mana jenis baterai ini mampu memberikan tenaga yang besar saat dijalankan di awal. "Kami membuat kemampuan baterai ini agar mampu bertahan selama kurang lebih 30 menit saat balapan berjalan," tutur Alief.
ITS sendiri lebih memfokuskan dalam hal manajemen baterai agar satu sel dengan sel yang lainnya tidak terjadi ketimpangan penggunaan saat lomba berlangsung.
Dalam lomba SFJ 2019 ini, tim Anargya akan berkompetisi diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Jepang, India, Taiwan, dan Thailand. ITS memiliki target untuk bisa duduk di podium tertinggi.
"Semoga dalam keikutsertaan ITS kali ini, salah satunya melalui tim Anargya ini, kami bisa memberikan hasil yang terbaik dengan mendapat podium tertinggi," ujar Ashari.
(riar/lth)












































Anargya EV Mark 1.0 Foto: Pool (ITS)
Anargya EV Mark 1.0 Foto: Pool (ITS)
Komentar Terbanyak
Dipecat Gegara Ugal-ugalan, Begini Kata Sopir PO Rosalia Indah
Isi Garasi Anggota DPR yang Bilang 'Sok Paling Aceh' dan 'Cuma Nyumbang Rp 10 M'
Bensin Shell Sudah Tersedia Lagi Pakai Base Fuel Pertamina, Gimana Kualitasnya?