Mobil Listrik Pangeran Charles Lebih Murah dari BMW i8

Mobil Baru 2019

Mobil Listrik Pangeran Charles Lebih Murah dari BMW i8

Rizki Pratama - detikOto
Minggu, 04 Agu 2019 12:09 WIB
Jaguar I-PACE Foto: Dok. Car of The Year
Jakarta - Setelah BMW i8 Roadster dan Mitsubishi Outlander PHEV, Jaguar I-Pace tampaknya akan menjadi mobil listrik berikutnya yang akan masuk di Indonesia. Rencanana mobil yang juga dipakai oleh Pangeran Charles ini bakal mengaspal tahun 2019 ini.

Satu hal yang tentu selalu menjadi pertanyaan mobil bertenaga baru tentunya adalah harga. Jika mobil itu masuk dengan kondisi regulasi mobil listrik masih belum rampung harganya dikatakan berada di antara harga BMW i8 Roadster dan Outlander PHEV.

"Untuk saat ini sangat susah (kalkulasi harga Jaguar I-Pace). Saya bisa bilang antara kedua itu (BMW i8 Roadster dan Outlander PHEV), rasanya tidak (lebih dari BMW i8 Roadster)," ungkap Brand Director Jaguar Land Rover Indonesia, Jentri Izhar di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jaguar I-PaceJaguar I-Pace Foto: Dok. Car of The Year


Sebagai patokan, saat ini Mitsubishi Outlander PHEV dibanderol dengan harga Rp 1,2-1,3 miliar. Sementara itu, BMW i8 Roadster kini sudah menyentuh harga Rp 4,6 miliar.

BMW i8 RoadsterBMW i8 Roadster Foto: Ari Saputra


Jentri menegaskan bahwa ia belum bisa memastikan harga tepatnya karena regulasi masih belum jelas. Perkiraan tersebut dapat berubah tergantung bagaimana keputusan akhir dari pemerintah terkait mobil listrik di Indonesia.

"Elektrifikasi tujuannya adalah mengurangi konsumsi dan emisi bahan bakar. Jadi ketika mengurangi emisi itu nantinya masuk dalam kategori rendah akan mengurangi pajak dan membantu mengurangi harganya juga," tambah Jentri.

Saat ini mobil yang menyabet penghargaan Car of the Year 2019 tengah berusaha untuk masuk ke Indonesia sebelum tahun 2019 berakhir. Terlepas apakah peraturan mobil listrik benar-benar dikeluarkan segera atau tidak, rencana untuk itu sudah tak dapat dibendung lagi.

"I-Pace sedang kami pelajari untuk kami bawa. Tentunya target belum bisa kami sampaikan waktunya kapan. Masih dalam tahun ini kami pelajari terus, kalau bisa tahun ini. Tentunya saat ini sudah mulai proses untuk mempelajari itu," jelas Jentri.



"Saya rasa pemerintah sudah tahap menyusun dan menyetujui UU dan regulasi tentunya. Kami sebagai manufaktur akan terus berjalan tapi tentunya tak maksimal tanpa dukungan pemerintah harapan kami regulasi cepat keluar supaya ada kejelasan dari harga dan implementasi dan aturan main tentunya di Indonesia, tapi bukan berhenti kami berhenti kalau belum siap," tutupnya.


(rip/ddn)

Hide Ads