Sudah beberapa kali pemerintah Filipina memusnahkan kendaraan mewah yang pemiliknya menyeleweng soal pajak. Tak tanggung-tanggung, kendaraan mewah itu langsung digilas oleh buldoser.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Assistant Commissioner Vincent Maronilla, Ferrari itu diimpor ke Filipina oleh Camama Auto Hub dengan suku cadang yang tidak lengkap. Disebutkan, importir berusaha membawa mobil itu ke Filipina sebagai kendaraan "semi-knockdown" tetapi menurut aturan Kepabeanan, itu tidak akan diklasifikasikan sebagai semi-knock down, melainkan sebuah unit CBU atau impor utuh.
![]() |
"Ketika mereka menyatakannya sebagai onderdil mobil, mereka berusaha untuk menyelipkannya melalui Bea Cukai sebagai semi-knockdown. Kendaraan semi-knockdown sudah dicat tetapi tidak ada pintu, tidak ada kap mesin, dan tidak ada kursi. Jadi mereka berusaha membuatnya tampak semi-knockdown sehingga mereka dapat mendeklarasikannya sebagai suku cadang mobil bekas, namun, itu tidak akan memenuhi syarat sebagai suku cadang mobil. Mereka bisa saja menyatakannya semi-knockdown," kata Maronilla seperti dikutip Manila Bulletin.
Ketegasan pemerintah Filipina dalam memberantas kendaraan yang mengakali pajak tak cuma terjadi sekali. Pada 2018 lalu, pemerintah Filipina memusnahkan lebih lebih dari 20 mobil mewah dengan buldoser.
Mobil yang dihancurkan beberapa ada yang harganya mencapai US$ 115.000 atau sekitar Rp 1,5 miliar. Mobil mewah yang dihancurkan antara lain merek Audi, BMW, Corvette Stingray, Jaguar, dan Lexus.
Penghancuran yang kedua dilakukan dengan menggilas 14 kendaraan. Mobil yang bernasib sial itu di antaranya adalah Maserati Quattroporte, Porsche 911 GT3, BMW Alpina B12, BMW Z1, Opel Manta, Renault 5, dan delapan mobil Mercedes Benz.
![]() |
Tak cuma mobil, motor yang diimpor tak sesuai aturan pun habis digilas. Tahun lalu 112 unit motor Vespa baru, motor BMW bekas, motor gede Harley-Davidson, dua unit motor Triumph dilindas buldoser hingga menyisakan puing. Mobil Mitsubishi Pajero, dua unit Land Rover, Volvo, Ford Ecoline 2002 dan Ford Ecoline E350 2005 turut dihancurkan.
Hal ini sudah dilakukan sejak tahun 2002 oleh mantan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo untuk memperkuat industri otomotif lokal dan mengurangi tindak penyelundupan. Duterte tidak ingin menjual mobil hasil selundupan karena khawatir mobil-mobil itu akan kembali jatuh ke tangan sindikat penyelundup.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP