Toyota sebagai salah satu raksasa otomotif dunia yang memiliki banyak pelanggan dan juga telah menanamkan investasi besar di Amerika Serikat pun merasa risih atas pernyataan tersebut. Sebuah pernyataan tegas pun dipublikasikan kepada Toyota untuk Trump terkait Proklamasi Nomor 232 yang ditandatangani Donald Trump 17 Mei lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Department of Commerce (DOC) atau Kementerian Perdagangan Amerika Serikat memiliki alasan tersendiri mengapa produk asing dianggap memiliki ancaman keamanan nasional. Mereka mengacu pada fakta bahwa saham dari perusahaan otomotif Amerika Serikat mengalami penyusutan yang mana pada tahun 1985 memiliki 67% sedangkan pada 2017 hanya tersisa 22%.
Berdasarkan data di atas secara tidak langsung telah melemahkan perekonomian Amerika Serikat. Oleh karena itu DOC merekomendasikan negaranya untuk mengejar negosiasi penyesuaian impor otomotif sehingga merek otomotif dari Amerika Serikat dapat memperkuat ekonomi domestik dan mendongkrak teknologi pertahanan negara.
Negosiasi itu akan dipimpin oleh Utusan Perdagangan AS Robert Lighthizer dan jika tidak tercapai kesepakatan dalam 180 hari, maka Presiden Donald Trump akan menentukan langkah berikutnya.
Perdebatan antara Pemerintahan Amerika Serikat dan Toyota ini memang cukup rumit bagai buah simalakama. Toyota memang menguasai pasar dan membuat merek otomotif Amerika Serikat sulit bersaing namun di lain sisi investasi yang dibenamkan oleh perusahaan otomotif asing berkontribusi terhadap perekonomian mereka.
Tonton video Review Toyota All New Camry: Revolusi Kemewahan Raja Sedan:
(rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
Patwal Diminta Tak Arogan: Jangan Asal Setop Kendaraan-Makan Jalur Orang