Hal senada juga diungkapkan Managing Director Porsche Indonesia, Christoph Choi bahwa Taycan tanpa payung hukum lewat insentif pajak akan mahal harganya.
"Bila tidak ada regulasi, ini akan menjadi hal yang sulit karena harganya bisa sangat menjadi mahal,' ujar Choi di Jakarta, Kamis (17/05/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya akan sulit untuk menjual mobil ini bila pemerintah tidak mendukungnya, seperti insentif pajak. Harga mobil bisa menjadi sangat mahal, tetapi saya pikir masih banyak konsumen di luar sana yang 'gila'," ujar Choi.
Kendati demikian Choi mengungkapkan bahwa sesuai filosofi merk brand mobil mewah tidak layaknya kacang goreng. Sebab tujuan utama bukanlah menjual sebanyak mungkin unit Taycan.
"Saya tidak berpikir untuk menjualnya secara banyak, Porsche tidak seperti Toyota, kita selalu menjadi eksklusif. Misi utama kami adalah menjalin hubungan yang baik dengan konsumen, mereka akan kembali dan kembali lagi, loyal ya," ujar Choi.
Perlu diketahui, Porsche merupakan salah satu produsen otomotif mewah yang sedang mengembangkan mobil listrik. Secara global, Porsche listrik pertama mereka yang bernama Taycan sudah memasuki angka pemesanan mencapai 20.000 unit.
Sebenarnya tak mengherankan Porsche Taycan langsung diserbu para penggemar mobil kencang asal Jerman tersebut. Sebab, mobil tak hanya menawarkan kemewahan namun juga performa terbaik.
Taycan mampu berlari 0-100 km/jam hanya dalam 3,5 detik, dan bisa berlari hingga 311 mil atau 500 km berdasarkan pengetesan NEDC Test Cycle. Selain itu mobil listrik Porsche Taycan ini juga hanya butuh waktu pengecasan 4 menit untuk bisa berlari hingga 100 km.
Tonton video saat Bus Listrik Tranjakarta:
(riar/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP