Truk Baru Tata Diklaim Anti Gendut

Truk Baru Tata Diklaim Anti Gendut

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 16 Mei 2019 21:51 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) terus meluncurkan ragam varian kebutuhan di segmen commercial vehicles. Tahun ini, TMDI setidaknya akan mengenalkan total 7 produk anyar.

Menarik, disaat pemerintah mulai ketat untuk memberantas truk yang melebihi kapasitas atau Over Load Over Dimension (ODOL), TMDI menyebut produk anyar di segmen Ligh Truck, Medium & Heavy Truck miliknya ramah dengan ODOL.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berikutnya adalah LPT 1116-42 WB, sekarang ini pun ada regulasi yang sangat ketat di Indonesia, dengan adanya ODOL. Ini adalah salah satu opsi yang bagus bagi transporter," ujar Commercial Vehicle Marketing Head TMDI, Wilda Bachtiar di Jakarta, saat memberikan paparan.

Kemudian di segmen Medium & Heavy Truck hadir lewat Prima 3123, di atas kertas denga total GVW (gross vehicle weight) mencapai 31 ton dan wheelbase 6,9 meter. Prima 3123 jelas menyuguhkan dimensi dan kapasitas angkut yang lebih besar dibandingkan truk medium duty 6Γ—2 rata-rata di Indonesia yang berada di kisaran GVW 26 ton dan wheelbase kurang dari 6 meter.



"Tahun ini aplikasi seri prima 3123, dari segmen ini kita ingin masuk di segmen 6x2 tapi kita ingin membawa produk 8x2. Ini salah satu juga jawaban tantangan ODOL, sehingga dengan tambahan engsel lebih banyak, kebutuhan kostumer untuk muatan lebih banyak itu tidak over load," ujar Wilda.

Tak hanya itu, PT TMDI juga menyebut lebih hemat biaya soal kepemilikan kendaraan ketimbang kompetitor.

"Hal yang utama kita janjikan ke kostumer baik dari yang kecil sampai yang besar itu TCO (total cost of ownership), nah bagaimana cara membuktikannya kalau TCO kami lebih bagus dari kompetitor?," ungkap Wilda.

"Salah satu strategi kita dengan memperbanyak unit trial di lapangan, secara gratis. Saat ini sudah ada belasan yang tersebar di titik-titik di Indonesia. Karena untuk segmen kendaraan komersial adalah hitung-hitungan realistis itu tidak bisa dilakukan kalau tidak bisa mencoba kendaraan," tutur Wilda.

"Kemudian aftersales servis, kemudian memastikan kendaraan itu bisa beroperasi hingga 24 jam. Nah bagaimana support kita? ini adalah salah satu strategi kita yang tidak bisa kita buka, namun kita memiliki treatment agar kendaraan tetap produktif dipakai konsumen kita," kata Wilda. (riar/lth)

Hide Ads