"Konsepya itu memang dikembangkan sebagai alat mobilisasi masyarakat desa, yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan, bahkan bisa disesuaikan dengan kebutuhan lainnya," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Andika dalam siaran pers yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Putu, AMMDes diharapkan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat desa. Alhasil, kendaraan ini bisa membawa kesejahteraan masyarakat.
Mengacu pada data riset yang dilakukan Kemenperin di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat, rata-rata ongkos angkut hasil bumi ke kota menghabiskan biaya sebesar Rp 1,7 juta per bulan. Hal itu disebabkan oleh minimnya moda pengangkutan di desa.
"Maklum, selama ini para petani menjual hasil taninya ke kota menggunakan sepeda motor," ungkapnya.
Di samping itu, menurutnya, jarak pengangkutan lebih jauh karena petani harus bolak-balik mengantar dan menjemput kembali hasil taninya. Namun dengan menggunakan AMMDes, ongkos kirim menyusut menjadi Rp 900 ribu per bulan. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah