"Hyundai Kona ini positioningnya berada di bawah Hyundai Tucson, rencananya akan dilaunching pada IIMS 2019,", ujar di Simprug, Jakarta Selatan, Senin (01/04/2019).
Jenama asal Korea ini semakin menambah deretan SUV-nya sejak pertama kali meluncurkan model SUV Santa Fe dan Tucson. HMI mengklaim bukan hanya desainnya saja namun juga teknologi yang digunakan merupakan teknologi mutakhir. Mobil ini bisa melambangkan siapa pemiliknya.
Bagian depannya terlihat lebih ekspresif dan bertenaga serta mengadopsi identitas baru Hyundai, gril yang lebih mengalir. Lampu depan kembar menambah tampilan visual ditambah dengan lampu LED DRL yang berada di atas lampu depan. Garis depan dan belakang yang tegas menambah kesan mobil yang lebih lega dan juga luas.
"Kalau kita melihat bahasa desain memang Kona keluarga pertama di keluarga Hyundai yang menggunakan lampu di bawah bumper, setelah itu menyusul Santa Fe," ujar Hendrik.
Belum terungkap bagian interior di Tanah Air, namun diketahui seperti yang sudah diungkap lebih lembut sehingga lebih terkesan sensual dan lembut sementara bagian yang berwarna gelap mencerminkan mobil memiliki karakter garang dan mengusung teknologi mutakhir.
Ada dua pilihan mesin yang ditawarakan Hyundai untuk disematkan pada Kona yakni 1.6 L Turbo dan 2.0 L dengan transmisi automatic yang dikembangkan sendiri oleh Hyundai yakni dual clutch 7 percepatan dan four-wheel drive. Terakhir Hendrik mengatakan mesin berbasis elektrik pun akan menyusul di waktu yang akan datang.
Makin manisnya pasar Spot Utility Vehicles (SUV) membuat Hyundai Indonesia tak tinggal diam. Terbukti PT Hyundai Mobil Indonesia dalam ajang Internasional Motor Show 2019 akan menambah line up produk nya lewat Kona.
"Kona akan menjadi salah satu backbone penjualan Hyundai," ujar Deputy Marketing Director HMI Hendrik Wiradjaja di Gedung Hyundai, Simprug, Jakarta Selatan.
"Manajemen belum memutuskan harganya berapa, tetapi akan sangat kompetitif dengan pesaingnya," ujar Hendrik.
Memang beberapa hari yang lalu, jurnalis detikcom bersama beberapa media lainnya diberikan kesempatan untuk melihat-lihat tampilan eksterior dari SUV Compact yang diimpor utuh dari Korea Selatan.
Bagian depannya terlihat lebih ekspresif dan bertenaga serta mengadopsi identitas baru Hyundai, gril yang lebih mengalir. Lampu depan kembar menambah tampilan visual dengan lampu LED DRL yang berada di atas lampu depan. Garis depan dan belakang yang tegas menambah kesan mobil yang lebih lega dan juga luas.
Belum terlihat bagian interiornya, namun mencuplik dari versi di Korea Selatan, pada bagian interior juga dibuat lebih lembut sehingga lebih terkesan sensual dan lembut sementara bagian yang berwarna gelap mencerminkan mobil memiliki karakter garang dan mengusung teknologi mutakhir.
Pun demikian soal mesin, setidaknya ada dua pilihan mesin yang ditawarakan Hyundai untuk disematkan pada Kona yakni 1.6 L Turbo dan 2.0 L dengan transmisi automatic yang dikembangkan sendiri oleh Hyundai yakni dual clutch 7 percepatan dan four-wheel drive. Namun ia juga masih menyimpan informasi tersebut.
Hendrik juga mengatakan mesin berbasis elektrik pun akan menyusul di waktu yang akan datang. Sementara untuk pasar Indonesia akan tersedia dalam lima pilihan warna, yakni hitam, putih, merah, abu-abu dan hijau stabilo. Hendrik menyebut posisi Kona berada di bawah Tucson dan Santa Fe, harganya pun akan meluncur saat IIMS 2019.
"Diharapkan dengan kehadiran Kona akan memberikan banyak pilihan bagi konsumen dan berkontribusi positif bagi Hyundai," kata Hendrik.
PT Hyundai Mobil Indonesia dalam waktu dekat akan memperkenalkan mobil Sport Utility Vehicle (SUV) bergaya crossover di tanah air, Hyundai Kona. Mobil asal Korea Selatan itu akan langsung bertanding dengan Honda HR-V, Toyota C-HR, hingga Mazda CX-3.
Honda Prospect Motor (HPM) memberikan tanggapan tentang hal tersebut. Menurutnya, langkah yang diambil Hyundai cukup menarik. Dan wajar saja, bila Honda HR-V akan diincar sebagai pesaing Hyundai Kona.
"Saya sih belum lihat mobilnya seperti apa, belum tahu. Tapi karena HR-V adalah market leader di segmen tersebut jadi wajar saja kalau produsen otomotif yang ingin memperkenalkan produk baru membandingkannya dengan HR-V," ungkap Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy kepada detikcom di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Jonfis juga mengatakan belum mengetahui secara pasti dampak yang akan dibawa Hyundai Kona terhadap Honda HR-V.
Hyundai Kona sendiri merupakan mobil SUV andalan Hyundai Mobil Indonesia di tanah air. Mobil lebih kompak dibanding Santa Fe dan Tucson yang sebelumnya sudah lebih dulu diperkenalkan di Indonesia.
Berbagai fitur canggih ditawarkan. Tampang Hyundai Kona pun dikatakan lebih agresif dan modern. Bisa dilihat dari bagian depannya yang terlihat lebih ekspresif dan bertenaga serta mengadopsi identitas baru Hyundai, gril yang lebih mengalir. Lampu depan kembar menambah tampilan visual ditambah dengan lampu LED DRL yang berada di atas lampu depan. Garis depan dan belakang yang tegas menambah kesan mobil yang lebih lega dan juga luas.
Belum terungkap bagian interior Kona di Tanah Air, namun diketahui seperti yang sudah diungkap lebih lembut sehingga lebih terkesan sensual dan lembut sementara bagian yang berwarna gelap mencerminkan mobil memiliki karakter garang dan mengusung teknologi mutakhir.
Ada dua pilihan mesin yang ditawarkan Hyundai untuk disematkan pada Kona yakni 1.6 L Turbo dan 2.0 L dengan transmisi automatic yang dikembangkan sendiri oleh Hyundai yakni dual clutch 7 percepatan dan four-wheel drive. Terakhir Hyundai mengatakan mobil berbasis elektrik pun akan menyusul di waktu yang akan datang
Nama merupakan hal penting bagi industri apapun termasuk otomotif guna memberikan impresi atau identitas. Dari penamaan tersebut, sering kali harapan dan tujuan tertuang. Namun tidak jarang sebuah nama pada suatu produk tertentu harus hilang atau bias bila diterjemahkan dalam bahasa berbeda.
Itulah sebabnya Ford mengganti salah satu model legendarisnya, Laser, menjadi Focus. Seperti dilansir news.com.au, berikut nama-nama mobil yang akan cukup 'mengganggu' bila diterjemahkan dengan bahasa tertentu sehingga beberapa pabrikan terpaksa mengganti penamaannya.
SUV crossover asal Korea Selatan yang bakal masuk Indonesia tahun ini, Hyundai Kona, ternyata mendapat label berbeda di Portugal. Di negara tersebut, mobil ini menjadi Hyundai Kauai.
Hal itu bukan karena orang Portugal sulit menyebut 'Kona', melainkan arti dari namanya itu sendiri. Dimana bila diterjemahkan dengan bahasa Portugis gaul, Kona berarti kemaluan wanita.
Di Indonesia, detikers tahu kan bagaimana jadinya jika Kona ditambah satu huruf lagi di belakang?
Mobil gagah premium asal Mitsubishi yang biasa digunakan para pencinta SUV di Tanah Air juga mengalami hal serupa. Di Amerika Selatan, Mitsubishi Pajero harus terpaksa ganti identitas menjadi Montero.
Sebab, Pajero merupakan kata gaul atau slang yang biasa dilontarkan warga Amerika Selatan untuk seseorang yang sering melakukan masturbasi. Tentu maksud dari pabrikan Jepang tersebut menamai Mitsubishi Pajero bukan seperti itu, bukan?
Ketika Toyota Australia mengembangkan versi sporty dari Toyota Aurion, mereka memberikan rekomendasi sejumlah nama potensial kepada bos Toyota di Jepang. Salah satunya adalah Chicane.
Bagi orang Australia, nama tersebut menyiratkan tentang trek balap. Tapi untuk para eksekutif Toyota di Jepang, nama itu memiliki arti yang sangat berbeda. Sebab di Negeri Sakura, Chikan (pelafalan Chicane-Red) merujuk pada seorang cabul yang hobinya meraba-raba wanita di kereta.
Selain namanya saru, produsen mobil juga harus berbesar hati mengganti nama mobilnya karena mengingatkan dengan insiden menyedihkan yang menimpa masyarakat sebuah negara.
Pabrikan otomotif raksasa asal Jepang, Toyota, juga harus mengikuti langkah Mitsubishi dan Hyundai untuk mengganti beberapa nama produknya di negara tertentu. Salah satunya adalah untuk mobil sedan mewah Toyota Centaur.
Di Australia, nama Centaur sangat tabu. Karena itu merujuk pada nama suatu kapal rumah sakit Australia yang ditenggelamkan oleh kapal selam Jepang di lepas pantai Queensland dalam Perang Dunia II. Hanya 64 dari 332 orang di kapal yang selamat.
Hal ini pertama kali diketahui oleh salah seorang Public Relation Toyota Australia mendatangi monumen perang Dunia II di Canberra dan membeli buku tentang tragedi Centaur. Buku itu kemudian dikirimkan ke kantor pusat Toyota. Toyota langsung mengganti nama Centaur padahal sudah mencetak emblem Centaur. Mobil pun berubah menjadi Avalon.
Di luar pabrikan yang harus mengganti nama mobilnya, Porsche juga sempat mengalami hal-hal tak mengenakkan saat memutuskan untuk menamai salah satu produknya, yakni Porsche 911. Karena, penamaan tersebut sangat beresiko.
Bagaimana tidak, banyak yang beranggapan bahwa penamaan '911' mengingatkan orang pada tragedi Gedung Kembar WTC yang terjadi pada 11 September (9/11). Kru Porsche sempat dibuat panik akan adanya isu itu.
Saat 9/11 terjadi, Porsche sempat melakukan riset sendiri terkait mobil 911 apakah mereka perlu mengganti atau tidak. Namun jawaban orang-orang yang mereka tanyai sangat di luar dugaan, mereka masih meminta Porsche mempertahankan 911. Oleh karena itu mobil 911 masih bisa kita nikmati saat ini.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?