DFSK Glory 560 Bukan Ancaman Bagi Honda BR-V

DFSK Glory 560 Bukan Ancaman Bagi Honda BR-V

Ruly Kurniawan - detikOto
Senin, 08 Apr 2019 09:27 WIB
Glory 560. Foto: Pradita Utama
Bogor - Mobil China kembali memanaskan dominasi roda empat besutan Jepang di awal tahun 2019. Kali ini mobil yang dimaksud adalah Glory 560 yang dibawa oleh PT Sokonindo Automobile of Sales Centre selaku pemegang merek DFSK di Indonesia.

Bermesin 1.500 cc turbo dan banderolan yang dinyatakan bakal sangat 'miring', Glory 560 disebut akan mengganggu dominasi LSUV yang sudah lama bergelut di tanah air seperti Toyota Rush, Daihatsu Terios, sampai Honda BR-V. Tak hanya itu, pihak DFSK pun berharap mobil barunya tersebut bisa merebut pasar Toyota Avanza cs.

Meski seperti itu, PT Honda Prospect Motor (HPM) tak merasa terganggu akan kehadiran Glory 560. Honda BR-V sebagai andalan mereka di segmen LSUV berbanderol Rp 200 jutaan diyakini tak akan goyah sebab segmentasi pasar atau peminat mobil China dengan Jepang berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Kalau kita lihat, secara kategori memang segmennya sama. Tapi segmentasi konsumennya agak berbeda, ya. Berdasarkan survei Honda selama ini, apa yang di-consider sebagai alternatif model Honda tidak sampai sana (mobil China bukan tandingan Honda-Red)," ujar Assistant Manager Public Relation Department PT Honda Prospect Motor (HPM) Yulian Karfili di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/4/2019).

Survei yang dilakukan pihak HPM tersebut, lanjut dia, merupakan studi terbaru mengenai pesaing mobil Honda di tanah air. Berbagai model dari merek berbeda dipertimbangkan dan diberi tanggapannya ke konsumen Honda. Hasilnya, mobil China tidak jadi alternatif pilihan penyuka mobil Honda di Indonesia ketika memang harus menggeser pilihan kendaraan keluarga mereka.



"Ya berdasarkan survei terbaru kami, kami masukkan itu semua model dengan merek otomotif di sini. Dan memang segmentasi mobil tersebut berbeda dengan Honda," kata Karfili.

"Tapi tentu kita akan terus pantau perkembangannya bagaimana, kita monitor. Cuma selama ini segmentasi konsumennya berbeda. Masing-masing ada segmentasinya," lanjut dia. (ruk/rgr)

Hide Ads