Langkah tersebut diambil demi membangun sebuah mobil baru dengan menekan biaya riset dan pengembangan yang dibagi bersama. Hal itu seperti yang diungkapkan Direktur Pusat Penelitian Industri Otomotif di Cardiff Business School, Prof Peter Wells.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun demikian, menyambut era kendaraan listrik serta teknologi otonom (tanpa pengemudi) merupakan tanda yang jelas tentang bagaimana industri otomotif telah berubah. Sehingga produsen kendaraan konvensional perlu bekerja sama untuk mempersiapkan diri menghadapi era yang disebutnya belum jelas ke mana arahnya.
"Tidak ada yang tahu persis apa yang akan terjadi dengan mobilitas masa depan, jadi orang berkumpul (bekerja sama) untuk menurunkan risiko," tambah Prof Peter Wells.
Jadi para pembuat mobil harus berjuang untuk tetap relevan, terutama karena perusahaan teknologi seperti perusahaan Uber dan bisnis mobil tanpa pengemudi Google Waymo dirasa bakal mengambil alih bisnis mereka.
Baca juga: Donald Trump Benci Mobil Otonom |
Ancaman yang lebih besar yang mendorong pembuat mobil untuk bekerja sama adalah kepemilikan mobil bisa turun, saat kendaraan tanpa pengemudi lepas landas dan dirasa semakin banyak orang yang lebih memilih untuk menyewa atau meminjam mobil daripada membelinya.
"Ada banyak kekhawatiran tentang perusahaan teknologi mengambil alih industri, tetapi ini sedikit surut karena perusahaan teknologi melihat betapa sulitnya membuat mobil," kata Prof Wells.
"Lihatlah Tesla--ini baru saja mulai menghasilkan keuntungan setelah 15 tahun beroperasi. Ini bukan industri yang mudah untuk menghasilkan uang," tambah Wells. (riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar