Kebijakan ini berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan terhadap Pasal 106 (1) yang dikaitkan dengan penggunaan GPS pada smartphone.
Bagaimana tanggapan pemilik kendaraan supercar atas kebijakan tersebut? Menurut Presiden Ferrari Owners Club Indonesia Hanan Supangkat, zaman sekarang sulit jika kendaraan tidak mengandalkan GPS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Zaman sekarang nggak pakai GPS susah juga ya, tadi saja kami sempet nyasar juga sedikit," kata Hanan, kepada wartawan, di sela-sela rangkaian acara FOCI Trans Java Tour 2019.
Menurut Hanan, aturan pelarangan GPS di kendaraan harus lebih dipertegas dan diperjelas lagi.
"Ya mungkin aturannya nanti bisa lebih disederhanakan, mana yang boleh pakai mana yang tidak. Tapi kalau menurut saya sih memang kadang-kadang orang yang nggak biasa lihat GPS itu bahaya. Ketika kamu lihat GPS sambil nyetir dan depan nggak dilihat, memang bahaya juga," katanya lagi.
"Tapi bukan berarti GPS harus dilarang. Kalau menurut saya, dipasangnya harus di tempat yang eye-level. Jadi konsentrasi pengemudinya nggak terganggu," lanjut Hanan.
"Jadi misalkan pengemudi taruh GPS atau smarthphone-nya itu di bawah dasbor, pasti kan perlu waktu minimal satu detik. Terlalu jauh, nggak sempet gitu. Nah mungkin aturan-aturan itu yang saya bilang harus disempurnakan. Jadi ada regulasi lebih jelas yang mengatur posisi perangkat GPS atau gadget di mobil, supaya tidak mempengaruhi konsentrasi mengemudi," pungkasnya. (lua/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar