Pihak Nissan pun menampik hal tersebut. Menurut Head of Communication Nissan Motor Indonesia, biaya servis tersebut normal seperti pabrikan lain pada umumnya.
"Kita khawatirkan itu cuma persepsi ya. Seperti spare part mahal atau susah dicari kan realitanya nggak gitu. Jadi kita khawatir cuma persepsi aja," jelas Hana saat dihubungi detikOto melalui sambungan telepon, Rabu (13/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sebenarnya di Nissan layanan purna jual sudah ditingkatkan dari jumlah outlet sampai layanan purnajual, kualitas fasilitas baru, desain baru jadi customer lebih nyaman," tutur Hana.
"Jadi nggak hanya kuantitas aja tapi kualitas juga. Peningkatan kualitas itu kita ada Nissan Academy dan teknisi kita juga pernah menang," tutup Hana.
Layanan aftersales alias purnajual ini memang menjadi salah satu konsen orang Indonesia sebelum membeli mobil. Tentunya mereka tak ingin kesusahan ketika melakukan servis rutin. Hal serupa juga menjadi fokus para pabrikan.
Tak hanya menjual mobil, para pabrikan juga gencar membangun layanan purnajual di berbagai daerah agar lebih terjangkau bagi masyarakat yang tinggal di pelosok. (dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK