Petani asal Majalengka, Tirta, membuat hal yang tidak mungkin jadi mungkin. Dia membeli mobil dengan uang receh yang ditabung selama 7 tahun lamanya.
"Salah satu momen transaksi pembelian mobil Toyota yang unik, kami bersyukur karena beruntung turut andil dalam mewujudkan keinginan dari pelanggan kami Pak Tirta dan Ibu Mimi memiliki kendaraan hasil menabung uang receh selama 7 tahun. Salah satu inspirasi Start Your Impossible," ujar PR Manager PT Toyota-Astra Motor Rouli H Sijabat kepada detikOto, Rabu (30/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rouli menambahkan sepengetahuannya baru kali ini di Majalengka ada konsumen yang membeli mobil dengan uang tunai namun receh. "Itu pertama kali kalau sepengetahuan saya," ujarnya.
Tetapi Rouli menekankan di daerah, konsumen memang masih banyak yang membeli mobil dengan uang tunai, terutama mereka yang tinggal di daerah pertambangan.
"Awalnya saya kumpulin uang logam pecahan Rp 100 hingga Rp 1.000 di boks itu. Terus saya tukar uang kertas pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu dengan receh, saya kumpulin di situ," ujar Tirta saat ditemui di Majalengka.
Uang itu kemudian dibawa ke diler menumpang mobil milik adiknya. Tadinya Tirta sempat ragu diler mau menerima uang recehnya. Meski receh, uang itu termasuk alat pembayaran yang sah.
Selama tujuh tahun menabung, Tirta berhasil mengumpulkan Rp 40 juta uang pecahan logam. Uang logam itu ia gunakan untuk membeli mobil Toyota Rush, sisanya dibayar menggunakan uang pecahan kertas.
Sales Consultan Auto 2000 Jatiwangi-Majalengka, Beni Sinambung mengatakan uang recahan milik Tirta itu sudah disetorkan ke bank pada Senin kemarin. "Saat ini bank sedang menghitung jumlah recehan yang disetorkan Pak Tirta. Jumlahnya itu sekitar Rp 40 juta, untuk sisanya Rp 221.850.000 itu dibayar pakai uang kertas," kata Beni.
Lihat video Petani Beli Mobil dengan Uang Receh
(ddn/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!