Harga yang mahal tersebut diiringi dengan PDB per kapita Indonesia yang masih rendah di angka Rp 51,89 juta atau setara US$ 3.876,8. Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D. Sugiarto angka tersebut menyebabkan pembelian kendaraan sedan bukan menjadi pilihan utama konsumen Indonesia.
Baca juga: Jutaan Mobil Diharap Bisa Terjual di 2019 |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
berdasarkan data yang dihimpun Gaikindo per November 2018, penjualan wholesales kendaraan berjenis sedan hanya menyentuh angka 6.268 unit atau 0,6 persen dari total penjualan mobil di Indonesia sebesar 1.063.464 unit.
Baca juga: Mobil Listrik Harus Murah Supaya Laris Manis |
Kecilnya penjualan sedan di Indonesia disinyalir karena harganya yang mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat Indonesia. "Kalau tahun depan tiba-tiba PDB per kapita naik drastis ya bisa aja sedan masuk pilihan konsumen dalam membeli mobil, semua orang beli mobil sesuai mereka. Tapi kalau lihat data nggak ada kan mobil sedan yang harganya di bawah Rp 200 juta?," tutur Jongkie.
Jongkie menambahkan faktor utama pembelian mobil di Indonesia masih dipengaruhi oleh sisi harga yang mana kendaraan berharap Rp 200 ke bawah lebih diminati dengan berbagai jenis yang tersedia. "Kalau kita lihat tahun 2018 ini kan kebanyakan beli mobil yang harganya Rp 200 juta-an bawah, nah untuk mobil dengan harga segitu memang salah satunya adalah MPV ini masuk dengan kebutuhan pasar di Indonesia." tutup Jongkie. (rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?