Biasanya, tahun politik kurang ramah terhadap industri otomotif. Banyak calon konsumen kendaraan roda empat atau roda dua yang akan menahan diri untuk membeli motor atau mobil baru sampai pemilu terselenggara secara aman dan damai.
Lalu seberapa besar pengaruh tahun politik terhadap industri penjualan mobil bekas?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan, tahun politik 2019 tidak akan terlalu berpengaruh ke pasar mobil bekas.
"Tahun politik (penjualan mobil bekas) mungkin ada stagnan sedikit, tapi saya pikir akan normal-normal saja, karena orang tetap butuh mobilitas, mau siapapun presidennya," terang Fischer di Jakarta Selatan, Selasa (18/12/2018).
Ia pun mencontohkannya saat pemilu digelar pada tahun 2014 lalu. "Dibanding tahun politik 2014, nggak ada masalah waktu itu. Penjualan tetap jalan, mungkin saat itu sekitar 17 ribuan-18 ribuan. Itu cenderung naik dibanding tahun sebelumnya," terang Fischer.
Lantas terkait dengan Pemilu, apakah banyak partai-partai politik yang membeli mobil bekas untuk digunakan sebagai kendaraan operasional partai atau tim pemenangan?
"Kita nggak terlalu tahu kalau soal itu. Kalau di mobil baru itu bisa dilacak, karena incarnya pasti BBn, jadi ketahuan mobil itu larinya ke partai politik mana. Kalau di mobil bekas kan nggak gitu. Sudah ada namanya, mereka beli tinggal pakai aja," pungkas Fischer. (lua/rgr)












































Komentar Terbanyak
Warga Rela Antre Panjang di SPBU Swasta, Ketimbang Isi Pertalite Was-was Brebet
Wuling Darion Meluncur di Indonesia: Ada EV dan PHEV, Harga Mulai Rp 356 Juta
Apakah Pertalite Mengandung Etanol?