"Nggak (bekerja sama dengan pihak asing), dulu mau bekerja sama dengan Proton tapi nggak jadi. Karena di internal sana berubah situasi politik di Malaysia berubah, saat itu Proton dipegang Mahathir Mohamad tapi Perdana Menterinya Najib jadi internal di sana mesti dibenahi," ungkap Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Diaz Hendropriyono di Jakarta.
"Saat kita mau kerjasama karena ada perubahan dan dinamika politik cukup tinggi jadi batal. Saat mulai-mulai kampanye (di Malaysia), kan udah mulai naik turun di antara mereka, tidak kondusif lah untuk kerja sama dengan mereka," sambung Diaz.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi pada tahun 2015 Mantan Kepala Badan Intelijen Negara AM Hendropriyono melalui bendera PT Adiperkasa Citra Lestari melakukan penandatangan nota kesepahaman kerja sama dengan perusahaan otomotif Malaysia Proton Holdings Berhard. Proton Malaysia akan membantu perusahaan milik Hendropriyono untuk memproduksi mobil di Indonesia.
Penandatangan nota kesepahaman itu turut dihadiri Presiden Jokowi. Banyak yang beranggapan proyek itu akan menjadi mobil nasional. Namun Jokowi menegaskan untuk urusan mobil nasional yang dikembangkan adalah Esemka.
Esemka dikatakan membutuhkan modal awal Rp 100 miliar. Perusahaan otomotif di Indonesia, Garansindo yang juga merupakan agen pemegang merek mobil mewah, menyatakan siap untuk berinvestasi dan mengembangkan Esemka. Namun, pihak Garansindo mengeluhkan pihaknya susah untuk bertemu Esemka.
Niat Garansindo meminang Esemka kandas. Pada 21 April 2015, perusahaan pimpinan AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari meminang Esemka. Nama perusahaan pun berubah menjadi PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH).
Dua tahun kemudian, Esemka kembali mencuat. Pabrik mobil Esemka berdiri di Boyolali. Selain di Boyolali, Esemka juga membangun pabrik di daerah Bogor, Jawa Barat. Kabar terbaru soal Esemka adalah mobil itu siap masuk dapur produksi dalam waktu dekat karena telah lulus Uji Tipe.
"(Kerja sama) dengan swasta perusahaan Indonesia juga, yang solo juga ambil bagian, investor lokal juga. Yang jelas nggak murah lah (investasi), ada investor, ada satu perusahaan yang melibatkan orang-orang yang dulu terlibat Esemka dari nol," jelas Diaz. (dry/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah