Wakil Presiden Toyota Motor Asia Pasifik Hao Quoc Tien dalam sebuah wawancara dengan wartawan Indonesia, termasuk detikcom di Singapura mengatakan, Toyota mengubah diri menjadi perusahaan mobilitas karena adanya tren pergerakan orang-orang ke wilayah perkotaan atau urban.
"Jadi kota akan lebih macet, kita tahu kan macetnya seperti apa di Jakarta. Jadi ada tendensi orang berbagi kendaraan, dan lebih banyak akan berganti dari owner menjadi pengguna layanan mobil, Jadi itulah masa depan, lebih sedikit orang membeli mobil. Tentu masih ada orang yang beli mobil karena status, pengalaman berkendara, atau untuk sekedar memilikinya, tapi populasi yang lebih besar akan menggunakan mobil sebagai aksesori. Jadi itulah masa depan bisnis Toyota, tidak hanya membuat mobil tapi menyediakan layanan mobilitas," ujarnya panjang lebar.
Mobilitas yang dimaksud Toyota adalah mobilitas untuk semua orang, bukan hanya kalangan umum saja tetapi juga orang untuk orang yang mengalami keterbatasan fisik atau tengah sakit. "Kami memberikan solusi buat mereka, contohnya Human Robot yang akan membantu pasien atau manula di rumah, atau kursi roda yang bisa memanjat," ujarnya.
Dengan kampanye Start Your Impossible yang baru digaungkan Toyota di kawasan Asia Pasifik, itu merupakan salah satu cara Toyota guna menantang karyawan dalam membuat kendaraan yang lebih baik.
"Kami tetap membuat mobil, itu akan terus, mobilitas itu juga termasuk membuat mobil, di masa depan, masih ada orang yang membeli mobil, menyukai performa ada orang yang suka, masih ada orang seperti itu, tapi ada juga orang yang tidak peduli dengan mobil ,yang penting bisa berpindah dari A ke B, makanya dia pakai ride sharing. Jadi buat kami, kami harus menyediakan mobility solution, tidak hanya sekedar pindah ke titik A ke B, tapi juga jadi solusi mobilitas," ujarnya.
Itulah salah satu alasan kenapa Toyota berinvestasi cukup banyak di perusahaan ride sharing seperti Grab dan Uber. Toyota ingin belajar dari perusahaan-perusahaan teknologi ini. Karena Bagi Toyota, saat ini pesaing sesungguhnya bukan lagi mereka yang membuat mobil, namun mereka yang membuat/menciptakan teknologi. Mobil otomatis, penggerak alternatif, layanan mobilitas, human robot, adalah area baru dalam persaingan yang tengah berlangsung di dunia industri otomotif.
(ddn/rgr)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kampanye Start Your Impossible yang baru digaungkan Toyota di kawasan Asia Pasifik, itu merupakan salah satu cara Toyota guna menantang karyawan dalam membuat kendaraan yang lebih baik.
"Kami tetap membuat mobil, itu akan terus, mobilitas itu juga termasuk membuat mobil, di masa depan, masih ada orang yang membeli mobil, menyukai performa ada orang yang suka, masih ada orang seperti itu, tapi ada juga orang yang tidak peduli dengan mobil ,yang penting bisa berpindah dari A ke B, makanya dia pakai ride sharing. Jadi buat kami, kami harus menyediakan mobility solution, tidak hanya sekedar pindah ke titik A ke B, tapi juga jadi solusi mobilitas," ujarnya.
Itulah salah satu alasan kenapa Toyota berinvestasi cukup banyak di perusahaan ride sharing seperti Grab dan Uber. Toyota ingin belajar dari perusahaan-perusahaan teknologi ini. Karena Bagi Toyota, saat ini pesaing sesungguhnya bukan lagi mereka yang membuat mobil, namun mereka yang membuat/menciptakan teknologi. Mobil otomatis, penggerak alternatif, layanan mobilitas, human robot, adalah area baru dalam persaingan yang tengah berlangsung di dunia industri otomotif.
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah