Avanza Disalip Xpander dan Calya, Ini Tanggapan Toyota

Avanza Disalip Xpander dan Calya, Ini Tanggapan Toyota

Akfa Nasrulhak - detikOto
Sabtu, 07 Jul 2018 13:18 WIB
Toyota Avanza dan Veloz. Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta - Sejak awal tahun 2018, Toyota Avanza tampak sedikit berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Avanza yang sering disebut 'Mobil sejuta umat' ini tidak lagi yang merajai pasar MPV.

Hal itu terlihat dari data wholesales (distribusi pabrik ke diler) dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dalam lima bulan pertama tahun 2018. Dari data tersebut, Mitsubishi Xpander menjadi yang teratas dengan distribusi sebanyak 36.670 unit (rata-rata 7.334 unit/bulan) pada periode Januari-Mei 2018, unggul atas Toyota Avanza yang berselisih sedikit, 34.810 unit (6.962 unit/bulan).

Menanggapi kondisi tersebut, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto, mengatakan kondisi tersebut memang hal yang wajar. Ia menilai Avanza masih di batas normal walaupun tersalip merek lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Untuk Mitsubishi sendiri, beberapa waktu lalu mencapai penjualan 9.000 unit, itu karena memang meluncurkan model terbaru. Yang penting itu level normalnya (Avanza) masih stabil, ujar Soerjo.

"Kalo Avanza kan di 6.000 hingga 7.000 unit, bahkan kita coba kalau bisa di atas 7.000 unit kenapa tidak. Jadi Avanza masih tahan di level normal," tambahnya.

Menurutnya hal itu bukan indikator kegagalan, tetapi kondisi pasarnya yang memang mempengaruhi penjualan.



"Jadi, siapa costumernya, berapa besar marketnya, itu yang berapa kali saya sebutkan bahwa itulah kuncinya dalam melihat pasar otomotif. Kenapa, kalau pasar otomotif itu kita saling 'mengkanibal' misalnya karena Toyota memiliki produk baru, Avanza jadi jualannya hanya 0 unit, tentu tidak menginginkan itu terjadi, jadi harusnya mengembangkan pasar," ungkapnya.

Suryo menilai pesaingnya Mitsubshi Xpander dengan positif, dalam arti untuk pengembangan pasar, bukan menghancurkan produk lain. Menurutnya persaingan antar produk kendaraan tidak bisa dilihat sebagai ajang saling memakan konsumen satu produk ke produk lain. Persaingan harus bisa membuat pelanggan punya lebih banyak pilihan serta untuk pertumbuhan pasar.



"Karena Xpander menargetkan pasar sekitar 7.000, di satu sisi penurunan Avanza hanya 2.000 unit, kita bisa subsidikan dari model Rush, berarti kita masih oke. Tapi ada pengembangan pasar," katanya.

Adapun untuk Avanza sendiri yang disinggung mengenai peluncuran produk baru, Soerjo menjelaskan saat ini Toyota terus melakukan studi untuk pengembangan produk ke depan. (rgr/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads