Soalnya, konsumen kedua produsen tersebut berbeda. Bahkan, menurut paparan Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy, hingga saat ini belum ada konsumennya yang menanyakan SUV dari China tersebut.
"Tidak juga (pengaruh Glory 580 ke HR-V). Karena konsumennya berbeda. Menurut informasi yang kami dapat, konsumen yang beli mobil produk China dari Honda tidak ada," kata Jonfis kepada wartawan di sela-sela peresmian Honda Gallery, Senayan, Jakarta kemarin
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih menurut Jonfis, hal itu karena saat warga Indonesia ingin membeli mobil banyak hal yang jadi pertimbangannya. Produk boleh saja murah, tapi bagaimana dengan layanan purnajual hingga resale value atau harga jual kembalinya.
"Tidak bisa dimungkiri, saat beli mobil pasti lihat budget-nya dahulu. Terjangkau atau tidak. Setelah itu, ada lagi. Misalkan warna, harga, sales service, hingga resale value," ujarnya.
Maka, tidak masalah bahwa HR-V akan mendapatkan lawan baru dari China beberapa waktu ke depan.
"Kalau orang mau beli mobil, iya bakal lihat harganya murah atau tidak. Setelah itu dia akan pertimbangkan hal lainnya juga sebelum tanda tangan. Kan nggak bisa ketika kita beli, tidak suka, langsung buang. Bukan seperti shampoo. Ini ratusan juta, loh," ucap Jonfis.
Di kesempatan yang sama, Jonfis menilai kehadiran Toyota C-HR juga tidak menggoyahkan Honda HR-V. Karena, harga mobil tersebut dinilai sangat jauh dibanding SUV crossover dari Honda itu.
"Sepertinya mereka (Toyota C-HR) tidak mengincar HR-V, saya rasa. Meskipun size-nya sama, dari segi harga saya rasa berbeda, ya (HR-V Rp 380 jutaan). Saya tidak tahu juga mengapa C-HR diterapkan harga segitu. Di Jepang memang mereka bersaing," papar Jonfis.
C-HR meluncur secara resmi di Indonesia siang ini. Mobil dibanderol mulai dari Rp 488,5 juta. (ruk/rgr)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK