Ketua Komunitas Food Truck Jakarta, Joko Waluyo, mengatakan sebenarnya membangun bisnis food truck tak perlu merogoh modal terlalu besar. Sebab, besarnya investasi tergantung dengan jenis mobil dan skala makanan yang disajikan.
Baca juga: Avanza Bisa Disulap Jadi Food Truck? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, banyak pemain food truck membeli mobil dengan cara kredit. Bahkan, dirinya yang sudah menggeluti bisnis ini sejak tahun 2013, juga mengawali bisnisnya dengan membeli mobil Gran Max dengan leasing.
Baca juga: Auto2000 Jual Food Truck, Berapa Harganya? |
"Karena jujur saja, kita ada kredit. Mobil Gran Max kayak saya, kan saya saja DP Rp 9 juta. Per bulan saya Rp 2,3 juta (cicilan). Saya pertama kali itu, karena memang ada duitnya segitu. Rata-rata food truck itu pakai leasing, kalau beli cash (orang) kaya dia," ungkap Joko.
Tak sampai di situ, mobil perlu masuk bengkel karoseri untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan. Biaya karoseri sendiri beragam sesuai dengan tingkat kerumitan dan kelengkapan peralatan di dalamnya.
"Mulai dari Rp 50 juta karoseri sama meja, equipment sendiri. Sekarang sudah banyak, di internet banyak sekali karoseri, mereka juga bersaing secara harga. Yang (karoseri) mulai dari Rp 20 juta juga ada," ujar Joko yang juga menjabat sebagai Pembina Komunitas Food Truck Indonesia ini. (idr/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar