Tak Pilih Kasih, Toyota Fokus ke Mobil Listrik dan Hidrogen

Laporan dari Tokyo

Tak Pilih Kasih, Toyota Fokus ke Mobil Listrik dan Hidrogen

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 03 Nov 2017 08:00 WIB
Mobil hidrogen Toyota Mirai (Foto: Toyota)
Tokyo - Mobil ramah lingkungan saat ini banyak jenisnya yang sedang dikembangkan. Mulai dari mobil hybrid, mobil listrik sepenuhnya, hingga mobil bertenaga hidrogen.

Toyota sudah punya mobil hybrid dan mobil hidrogen. Pabrikan Jepang itu juga sedang mengembangkan mobil listrik dengan membentuk perusahaan baru bersama Mazda dan Denso.

Soal prioritas mobil listrik atau hidrogen, Toshiyuki Mizushima, President of Powertrain Company Toyota Motor Corporation, menegaskan pihaknya tidak pilih kasih. Dia mengatakan, Toyota fokus ke semua teknologi yang dikembangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan memprioritaskan keduanya (listrik dan hidrogen). Kami tidak bicara yang mana yang lebih baik," kata Mizushima menjawab pertanyaan detikOto saat ditemui di Tokyo, Jepang.

Prius plug in hybridPrius plug in hybrid Foto: Toyota


"Karena tergantung region atau negara, kebutuhan atau situasinya berbeda-beda. Di beberapa negara mobil listrik mungkin lebih tepat, di negara lain mungkin mobil hidrogen yang lebih tepat," ucapnya.

Di kesempatan lain, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, mengatakan mobil hybrid, plug-in hybrid, elektrik sepenuhnya, dan mobil hidrogen memiliki kesamaan. Semuanya mendapatkan teknologi elektrifikasi. Hanya kadar elektrifikasinya yang berbeda.

Mobil hybrid PriusMobil hybrid Prius Foto: Toyota


Misalnya, kendaraan hybrid hanya menggunakan 25 persen elektrifikasi, plug-in hybrid 75 persen elektrifikasi, mobil listrik sepenuhnya dan mobil hidrogen 100 persen elektrifikasi.

Kendaraan listrik Toyota i-RoadKendaraan listrik Toyota i-Road Foto: REUTERS/Mark Blinch


"FCV (kendaraan sel bahan bakar/bertenaga hidrogen) itu close to zero emission, karena menggunakan H2 (hidrogen yang juga diproduksi dengan cara tanpa emisi). Kalau BEV (baterai electric vehicle/mobil listrik sepenuhnya) itu zero emission, tapi pembangkit listriknya yang belum," kata Warih. (rgr/ddn)

Hide Ads