Membludaknya SPK Mitsubishi Xpander Pernah Dialami Toyota Avanza

Membludaknya SPK Mitsubishi Xpander Pernah Dialami Toyota Avanza

Dina Rayanti - detikOto
Rabu, 23 Agu 2017 14:26 WIB
Membludaknya SPK Mitsubishi Xpander Pernah Dialami Toyota Avanza
Foto: Dina Rayanti
Jakarta - Kelahiran MPV Mitsubishi Xpander di Indonesia menjadi kebanggaan tersendiri bagi PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Bukan hanya menghadirkan pilihan baru bagi masyarakat Indonesia di segmen MPV melainkan juga mencetak rekor bagi pihak Mitsubishi sendiri.

Selama dipamerkan di GIIAS 2017 saja, 5.281 unit Mitsubishi Xpander terpesan, padahal proses produksinya baru dimulai September mendatang. Soal boomingnya pemesanan usai diluncurkan rupanya juga dialami oleh MPV sejuta umat Toyota Avanza pada 2003 silam.

Saat itu pasar mobil Low MPV hanya sekitar 5.000 unit saja, namun SPK Avanza kala itu sudah mencapai 14.856 unit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Supply di tahun 2004 langsung digenjot di angka 43.936 unit, untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ternyata SPK (surat pemesanan kendaraan-Red) Toyota Avanza di tahun 2004 mencapai angka 54.288 unit. Sedangkan Market Low MPV saat itu di angka 78.097," jelas Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto melalui pesannya kepada detikOto.

"Artinya belum ada kesesuaian antara permintaan dan supply terlebih permintaan terhadap Avanza di 2003 dan 2004 yang totalnya mendekati angka 70 ribu," lanjut Soerjo.

Tak berhenti sampai disitu, Soerjo mengatakan permintaan akan Avanza terus melonjak di tahun keduanya. Bahkan berkat kehadiran Avanza, pasar Low MPV menyentuh angka 100 ribu unit untuk pertama kalinya.

Kehadiran Mitsubishi Xpander sebagai pemain baru di Low MPV pun sebenarnya disambut baik karena bisa menumbuhkan pasar mobil di Low MPV.

"Kontribusi Mitsubishi Xpander terhadap pasar harus di lihat dari pertumbuhan angka total penjualan LMPV. Kalau pasar tidak naik, Xpander hanya makan pasar brand lain, tidak ada nilai tambah pada industri otomotif Indonesia," tutup Soerjo. (dry/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads