Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Elmate) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan LCEV, saat ini masih dalam pengkajian, nantinya akan berisikan mobil dengan mesin 1.200 cc hingga 2.000 cc ke atas.
"Kita belum menemukan nama Indonesia-nya untuk LCEV. Jadi kita sebutnya kendaraan penumpang untuk kelas menengah, kalau yang sebelumnya (kendaraan penumpang kecil sampai dengan 1.200 cc itu KBH2. Kalau ekonomi meningkat kan, konsumen ingin beli yang besaran untuk penumpang, itu bisa masuk yang di atas 1.200 cc," ujarnya kepada wartawan, di Karawang, Senin (10/4/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Patokan fuel consumption, tapi ditambah lagi dengan adanya karbon. Karena kami harus memikirkan tahun 2030 harus menurunkan CO2 29 persen sesuai dengan COP21 kan, itu kami arahkan ke sana. Untuk KBH2 punya jalur sendiri untuk menurunkan karbon-nya," tuturnya.
Untuk syaratnya pun lebih lanjut Putu menuturkan tidak mirip dengan program KBH2. "Kewajibannya sama, ada local content dan sebagainya. Tapi bukan berarti APM (Agen Pemegang Merek) mau CBU (Completly Build-up), enggak bisa, dia harus manufactur di sini. Sama kayak KBH2," katanya.
Sedangkan untuk dana insentif untuk program LCEV, seperti yang sudah ada pada kendaraan KBH2, belum ditetapkan.
"KBH2 itu sudah ada insentif sampai mesin 1.200 cc, nah yang belum ada insentif untuk mesin di atas 1.200 cc makanya KBH2 programnya tidak berhenti, tetap ada. Cuma nanti mereka akan punya teman. Temannya itu yang di atas 1.200 cc," pungkas Putu. (khi/lth)












































Komentar Terbanyak
Inikah Calon Mobil Nasional Indonesia yang Disebut Prabowo Bakal Ada Tiga Tahun Lagi?
Curhat Prabowo Sudah Lama Nggak Nikmati Alphard, Tiap Hari Naik Maung
Kakorlantas: Bayar Pajak Kendaraan Semudah Beli Pulsa